Mohon tunggu...
Ubaydil Haq
Ubaydil Haq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (20107030039)

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (20107030039)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa Kabar Pasar Beringharjo?

19 April 2021   11:20 Diperbarui: 15 Juni 2021   14:40 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Beringharjo dari Depan/Dokpri

Pasar merupakan tempat dimana kegiatan atau proses ekonomi terjadi. Pasar sendiri menjadi arus penegak utama ekonomi dalam suata wilayah. Tak terkecuali pasar Beringharjo, pasar Beringharjo sendiri menyediakan atau menjual berbagai jenis barang, mulai dari pakaian, batik, rempah-rempah, aneka barang antik, aneka jajanan pasar dan aksesoris-aksesoris khas Jogja lainnya. Adapun mengenai kondisi pasar Beringharjo saat ini,  terlebih saat terjadi pandemi, akan menciptakan berbagai kisah baru bagi para pedagang maupun pembeli. Pedagang yang sudah lama berada di pasar Beringharjo merasakan dampak yang begitu signifikan akibat adanya pandemi covid-19. Terlebih pandemi covid-19 yang sudah menginjak Ramadan kedua ini, tentunya beberapa pedagang merasakan dampak dan kesan yang berbeda satu sama lain.

Dikesempatan kali ini, penulis ingin mengabarkan bagaimana pedagang di Pasar Beringharjo saat ini? Sudah berapa lama kah para pedagang sudah berjualan di Pasar Beringharjo? Apakah terjadi perbedaan menurut para pedagang di pasar Beringharjo ketika bulan Ramadan dan selain Ramadan? Apakah terjadi perbedaan menurut para pedagang di Pasar Beringharjo saat Ramadan tahun 2021 dan tahun 2020 dimana pandemi covid-19 terjadi?

whatsapp-image-2021-04-19-at-10-44-59-1-607cff43d541df4252142a82.jpeg
whatsapp-image-2021-04-19-at-10-44-59-1-607cff43d541df4252142a82.jpeg
Dan berikut adalah beberapa ulasan hasil wawancara para pedagang di pasar Beringharjo:

Lama Berjualan di Pasar Beringharjo

Mayoritas penjual di Pasar Beringharjo sudah lama mengadu nasib sebagai pedagang, beberapa bahkan sudah lebih dari 20 tahun. Seperti ibu Ami (46) yang sudah 20 tahun berjualan pakaian di Pasar Beringharjo, ibu Yanti (52) yang sudah sejak tahun 1985 berjualan di Pasar Beringharjo, ibu Isti (42) sudah 20 tahun, ibu Melisa (35) sudah 10 tahun, dan ibu Erlinawati (52) sudah 26 tahun. Mreka sudah lama mengadu nasib di Pasar Beringharjo ini telah mengalami berbagai pengalaman dan sudah hafal serta mengerti kondisi Pasar Beringharjo bertahun-tahun. melalui wawancara kali ini, mereka akan membagikan informasi mengenai kondisi dan kesan berdagang di pasar Beringharjo.

Penulis bersama Ibu Ami/Dokpri
Penulis bersama Ibu Ami/Dokpri
Kapan Masa Rame-Ramenya Pasar Beringharjo?

Terlepas dari pandemi covid-19 ini, secara umum sebelum pandemi, mereka mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan barang yang mereka jual terdiri dari berbagai macam kebutuhan yang tentunya jenis barang tersebut termasuk kategori dibutuhkan atau tidak dibutuhkan diwaktu tertentu. Seperti ibu Ami (46) yang mengatakan bahwa selama 20 tahun menjadi pedagang di pasar Beringharjo ini, Ramadan adalah waktu di mana penjualan sangat laku secara signifikan. Hal itu didukung dengan pernyataan ibu Isti (42) yang saat Ramadan banyak reseller-reseller yang ambil barang ditempatnya. Sementara menurut ibu Ernawati (52) yang telah 26 tahun berjualan sendal dan sepatu mengatakan bahwa tingkat keramaian atau kenaikan omset yang signifikan biasanya terjadi saat liburan kenaikan kelas. Hal hal ini wajar terjadi karena secara umum saat liburan kenaikan kelas banyak masyarakat yang membutuhkan barang-barang kebutuhan sekolah baru, terlebih Yogyakarta merupakan kota pelajar dimana hal ini sangat menguntungkan bagi ibu Ernawati.

Penulis bersama Ibu Ernawati/Dokpri
Penulis bersama Ibu Ernawati/Dokpri
Berarti dapat disimpulkan bahwa rata-rata kenaikan omset atau pendapatan para pedagang di pasar Beringharjo itu terjadi ketika bulan Ramadan atau lebaran dan juga liburan semester atau kenaikan kelas. Hal ini juga dikarenakan pasar Beringharjo yang berlokasi di tempat yang strategis yaitu di kawasan Malioboro menjadi nilai tambah, karena banyak wisatawan dari berbagai daerah yang otomatis akan berbelanja di pasar Beringharjo.

Perbedaan Ramadan 2020 dan Ramadan 2021

Covid-19 datang ke Indonesia pada bulan Maret 2020, itu artinya sudah terjadi dua kali bulan Ramadan. Hal ini tentunya terdapat perbedaan baik dari sisi perkembangan maupun arus laju ekonomi di pasar Beringharjo. Terlebih pada Ramadan 2020 yag lalu, masyarakat secara umum masih memiliki rasa takut akan keluar rumah.  Menurut ibu Isti (42), Ramadan tahun ini lebih baik dalam hal kenaikan omset dan tingkat keramaian pengunjung pasar Berinharjo dari tahun 2020 kemarin. Hal ini didukung dengan pernyataan ibu Yanti (52) "ya mungkin karena sekarang orang sudah pada bosen dirumah, sementara pemasukan tidak ada" ujarnya. Ibu Yanti juga berencana untuk hanya mengambil cuti 2 hari saja yaitu hari pertama dan keduan lebaran. Hal ini dikarenakan menurut ibu Yanti, pasar Beringharjo akan mengalami puncak keramaiannya pada saat masa-masa libur lebaran.

Penulis bersama Ibu Yanti/Dokpri
Penulis bersama Ibu Yanti/Dokpri
Dimasa pandemi seperti ini, pasar Beringharjo membatasi penjual sampai sekitar jam 4 sore. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tingkat penyebaran virus corona tersebut. Padahal sebelum adanya pandemi, pasar Beringharjo biasanya tutup sampai jam 9 malam. "saya sendiri biasanya berangkat pukul 9 pagi, karena  harus menyelesaikan pekerjaan rumah terlebih dahulu baru bisa berangkat ke pasar" ujar ibu Erlinawati (52) pemilik toko Bella Collection.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun