Dari semua wawancara yang dilakukan mengatakan dan semuanya sepakat bahwa pandemi ini benar-benar memberi dampak yang  besar baik dari segi pendapatan maupun aktivitas dan pada jam dagangnya. Bahkan  ibu Ami (46) sempat menutup kiosnya di pasar karena kondisi pasar yang sepi dan juga usaha ibu Ami untuk menaati himbauan dari pemerintah yaitu tetap berada di rumah. Hal ini menjadikan lajur ekonomi para pedagang di Pasar Beringharjo tersendat, berbeda cerita dengan apa yang dialami ibu Ernawati (52) yang beberapa saat sebelum pandemi sempat melakukan belanja besar-besaran untuk menstok barang sendal dan sepatunya. Namun keadaan yang tiba-tiba berubah akibat pandemi ini menjadikan ibu Ernawati harus mengolah dan membalik pikiran kembali untuk mengambil hikmah dari semua ini. "Namun kita sebagai seorang Muslim, kita harus menghadapinya dengan  kesabaran dan menerima" ujarnya. Setelah itu ibu Ernawati membanting setir, mencoba memberanikan diri untuk memproduksi sepatu dan sandal sendiri. Tanpa diduga justru pendapatan ibu Ernawati menjadi membaik dan bahkan bisa sampai kirim barang ke beberapa daerah seperti Palembang.
Nah, jadi itulah hasil dari wawancara dengan para pedagang di pasar Beringharjo. Mereka berjuang demi diri dan keluarga walaupun pada masa-masa yang sulit ini. Para pedagang juga berharap agar pandemi ini bisa segera berakhir, sehingga roda ekonomi dapat berjalan dengan lancar.