Mohon tunggu...
Priyo Setioko
Priyo Setioko Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger, Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah seorang magician dan sering menulis berbagai macam artikel, pernah mendapatkan penghargaan di Adira Faces of Indonesia 2011 blog : www.setioko.web.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tanggapan untuk Firman Bintang dan PPFI

30 Juli 2015   23:47 Diperbarui: 12 Agustus 2015   04:07 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sumber : http://www.sinarharapan.co/news/read/150729096/film-nasional-merugi-ppfi-desak-pemerintah-keluarkan-pp

Berdasarkan artikel yang saya lampirkan sourcenya diatas. Saya berasumsi bahwa sebenarnya yang menjadi raja sebuah film adalah Penonton.

Perlu saudara Firman Bintang ketahui bahwa pada pernyataan berikut “Namun kenyataannya, menurut Firman tidak demikian. Contohnya saat libur Lebaran lalu, saat empat film nasional dirilis, yaitu Comic 8: Casino Kings, Mencari Hilal, Surga yang Tak Dirindukan, dan Lamaran. "Namun, tanggal 16 (Juli) masuk Ant-Man (film produksi Hollywood) dan langsung diberi 500 layar. Jatah layar untuk keempat film nasional itu jika digabung semua tidak sampai segitu," tutur Firman.”

Sebenarnya film Nasional mampu menyaingi nama besar Marvel, Terbukti dengan meledaknya Jumlah Penonton Comic 8 dan Surga yang tak dirindukan.

Memang alasan Marvel masuk pada tanggak 16 Juli adalah Indonesia merupakan Pasar terbesar Marvel. Dan mereka sudah memiliki perwakilan “kantor cabang” di Indonesia. Tentulah Ant-Man tayang satu hari lebih awal dari pemutaran di Amerika Serikat. Dan Ini juga berlaku untuk film Marvel yang lain.

Patut di ketahui juga Mission Impossible 5 serta Pixel tayang setelah Film-film lebaran beredar di tanah air. Hal ini tentu tidak ada diskriminasi antara film Lokal dan Import. Yang menjadi kendala adalah Selera.

Saya pernah membaca sebuah artikel yang berisikan ungkapan hati penonton Indonesia. Jujur kami para penonton berharap ingin Film Indonesia itu maju. Tapi pertanyaannya mengapa selalu diberikan film yang seragam dan berat.. Serta kisah cinta ala FTV yang terlalu Lame/Lebay.

Kami sudah muak dengan film percintaan yang manja dimana film-film tersebut sering tayang di TV Swasta, begitu pula dengan Politik yang sering terjadi di dunia Indonesia. Contoh kami bosan mendengar Kebijakan Presiden, kebijakan itu. Kami butuh tontonan yang bisa menghibur kami. Melupakan sejenak masalah di Dapur, masalah di kantor, dengan kata lain kami butuh Imajinasi.

Jika kami tidak cinta produk Indonesia, mungkin film Comic 8, 5 CM serta Assalamualaikum Beijing dan Ainun dan Habibie akan terlewat begitu saja. Kenyataannya adalah film yang saya sebutkan diatas mulai dari Comic 8 hingga Ainun dan Habibie laris manis di bioskop tanah air. Begitu pula dengan The Raid. Bahkan Ainun dan Habibie mampu mengungguli The Hobbit. The Raid mampu meraih jumlah penonton yang setara dengan The Hunger Games...

Jujur saya juga pecinta film Indonesia terutama film seperti The Killers, Rumah Dara.. dimana film-film ini dibuat dari hati.. Dibuat sesuai Hati.. Sehingga hasilnya juga ok.. Film-film The Killers, Rumah Dara, Sang Pencerah adalah contoh dari film Indonesia yang saya tonton di Bioskop

Jumlah penonton suatu film di Indonesia ibaratkan Dewa.. maksudnya jika jumlah penontonnya ramai maka film ini dipastikan akan lama bertahan.. Coba bandingkan dengan film-film Horror yang pernah anda buat, Pak.. Atau film yang membutuhkan pemikiran berat contoh Gie dan mungkin di Barat ada film Selma. Film in memang mendapatkan pujian dari Kriitikus tapi dari jumlah penonton, maaf.. Bahkan film-film Academy Awards yang berat-berat “notabene” sering anjlok penjualannya saat tayang di Tanah Air. Makanya film seperti Madre kurang mendapatkan antusias dari Penonton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun