Mohon tunggu...
Sulistriono
Sulistriono Mohon Tunggu... Konsultan HR -

Konsultan SDM dan Trainer, Selalu belajar hal baru dengan tidak melupakan yang lama, ingin menjadi orang bermanfaat bagi sesama, dan berbagi motivasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesulitan Akan Memperkuat Pikiran Kita

8 Oktober 2015   06:47 Diperbarui: 8 Oktober 2015   06:47 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap manusia tentunya tidak pernah ada yang berharap untuk mengalami kesulitan dalam hidupnya, namun kita sebagai manusia hanya bisa berencana dan berusaha, selebihnya adalah campur tangan Tuhan yang akan ikut andil dalam penentuan hasilnya.

Oleh karena itu, hampir semua manusia pernah mengalami kesulitan dalam hidupnya, namun tiap manusia akan mengalami kesulitan dalam derajat yang beda-beda. Karyawan dengan gaji pas UMR tentunya akan mengalami kesulitan hidup yang berbeda jika dibandingkan dengan kesulitan yang dialami oleh pemilik perusahaan tempatnya bekerja.

Seorang karyawan akan melihat bahwa Bos mereka seolah-olah manusia tanpa kesulitan hidup, karena mereka terlihat bergelimang harta, memiliki perusahaan, hidup mewah, dan lain sebagainya. Sebaliknya si Bos juga akan berpfikiran jika karyawan mereka meskipun dengan gaji pas pasan juga terlihat seolah-olah tidak ada kesulitan dalam hidup, karena si Bos melihat bahwa karyawan tersebut tidak perlu berfikir bagaimana caranya mempertahakan perusahaan agar bisa selalu memberi keuntungan, sehingga bisa membayarkan gaji karyawan secara tepat, dalam bahasa jawa sering kita sebut dengan istilah sawang sinawang dimana orang akan memandang orang lain lebih bahagia dari pada dirinya. Intinya adalah setiap orang tidak dibedakan level, pangkat, jabatan,ras, dan lain-lain tentunya pernah mengalami kesulitan. 

Banyak orang yang mengartikan bahwa kesulitan yang kita alami adalah ujian hidup.

Mungkin Anda akan setuju dengan peryataan tersebut, namun saya beropini lain, tidak semua kesulitan hidup adalah ujian hidup. mengapa saya beropini demikian, alasan utama saya adalah kesulitan hidup itu bersumber dari 2 (dua) hal yaitu:

# Sebagai akibat dari tindakan yang kurang baik di masa lalu

Misalnya seorang narapidana yang di penjara karena perbuatanya dimasa lalu, sehingga kesulitan hidup yang saat ini dialami oleh dia sendiri atau oleh keluarganya adalah sebagai hasil negatif dari tindakan negatif di masa lalu, saya memasukan hal ini bukan sebagai ujian hidup, namun sebagai karma atau hukuman atas tindakanya.

# Sebagai bagian dari proses menuju perubahan positif

Sebagai bagian dari proses menuju perubahan positif inilah yang saya sebut dengan ujian hidup. contohnya ketika kita seorang yang baru memulai bisnis, seringkali mengalami kegagalan, bahkan kebangkrutan, hal ini yang saya sebut sebagai ujian hidup, karena kesulitan yang dihadapi merupakan bagian dari proses menuju kebaikan. Contoh lain yang benar-benar terjadi dalam hidup saya juga saya kelompokan sebagai ujian hidup (baca posting saya dengan judul Bersyukurlah Atas Hal Buruk Dalam Kehidupan Kita).

Lalu bagaimana caranya kita menghindari kedua sumber tersebut?

Untuk point pertama tentunya harus kita hindari, yaitu dengan cara selalu berfikir sebelum bertindak, analisis dampak baik dan buruknya, mari posisikan diri kita pada posisi orang lain ketika akan bertindak, tempatkan kepentingan kita pada posisi yang seharusnya.

Sedangkan untuk sumber kesulitan yang kedua akan memperkuat pikiran kita, sehingga tidak bisa kita hindari dalam proses kita menuju kualitas hidup yang lebih tinggi. Yang dimaksud dengan memperkuat pikiran kita adalah meningkatkan kemampuan kita dalam menganalisa masalah, menemukan berbagai alternatif solusi, hingga akhirnya kita bisa mengambil keputusan, selain dalam hal pengambilan keputusan yang dimaksud memperkuat pikiran adalah meningkatkan kemampuan kita beradaptasi dengan lingkungan, menyerap hal positif dari lingkungan, dan membuang dampak negatif dari lingkungan, tanpa kita dikucilkan dari lingkungan tersebut (akan saya masukan ke artikel berikutnya, mengenai bagaimana kita bisa hidup positif dilingkungan yang negatif)

Untuk bisa menganalisa masalah dengan baik, diperlukan kecerdasan pemikiran, dan objektivitas. ketika mencari alternatif solusi, diperlukan instuisi yang kuat, serta sensitifitas, sedangkan ketika kita mengambil keputusan diperlukan pikiran yang jernih, fisibilitas, dan kejujuran hati. saat pengambilan keputusan ini, pikiran dan hati akan bekerja bersama sebagai penyaring akhir.

Sama seperti ketika kita rajin berolah raga, maka tubuh kita akan semakin sehat dan kuat, demikian juga ketika pikiran kita terbiasa menghadapi kesulitan dan memecahkan kesulitan yang ada, maka otak kita juga akan semakin kuat.

Ujian hidup tentunya akan membawa banyak dampak positif dan negatif, salah satu dampak positifnya adalah menguatkan pemikiran kita. namun dampak positif tersebut tidak lepas dari keputusan kita untuk menyikapi kejadian buruk. ada tiga opsi yang bisa kita ambil ketika hal buruk terjadi pada kita,  You can let it define you, let it destroy you, or you can let it strengthen you.

Jadi pilihan ada di tangan kita......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun