Mohon tunggu...
Setiadi Ranutinoyo
Setiadi Ranutinoyo Mohon Tunggu... -

Ikut membangun perpustakaan IKJ-LPKJ (1975 - 1982); menjadi redaktur majalah pertanian Trubus (1982-1990); sebagai redaktur pelaksana majalah pertanian Tumbuh (1990 - 1994)dan merangkap sebagai redaktur pelaksana Tabloid Warta Usaha Kadin Indonesia (1990 - 1995); ikut membangun Perpustakaan dan Dokumentasi Taman Buah Mekarsari (1995 - 2000); sebagai penulis bebas; menulis buku buku pertanian sejak 1982 - sekarang yang diterbitkan oleh penerbit buku Penebar Swadaya dan Majalah Flona. Selain itu, bersama Tim Agrimina Kultura, menulis buku perikanan yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Antara “Air Kawah” dan “Teh Paraguay”

19 Januari 2014   20:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:40 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahukah Anda…

“Minum kopi sekitar 230 mililiter dalam sehari bisa memberikan manfaat untuk kesehatan. Akan tetapi, pola ini tidak berlaku bagi penderita hipertensi, tiroid yang terlalu aktif, serta gangguan kecemasan,” ujar professor Loren Wissner Greene, M.D., New York University School of Medicine (REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA) . Kafein yang terkandung di dalam kopi, bisa membantu dalam memberikan perlindungan pada sel otak dari kerusakan yang mengakibatkan parkinson, demensia dan Alzheimer,” lanjut sang profesor.

Sementarainfo yang dilansir health.com, “Segelas kopi sehari di pagi hari, terbukti membantu meningkatkan kemampuan otak serta membuat Anda dapat fokus bekerja, terutama saat kekurangan waktu tidur”.

Sebagai salah satu minuman, kopi hitam mengandung antioksidan yang berfungsi untuk mencegah penyakit liver. Bila Anda sedang menjalani program pengurangan berat badan, kopi mungkin dapat membantu. Kandungan kafein pada kopi berfungsi untuk meningkatkan metabolisme dan membakar lemak tubuh. Hal inilah yang membuat kopi juga dapat membantu Anda terhindar dari risiko diabetes tipe 2 dan obesitas (Antara;www.free-extras.com ).

Selain kandungan tersebut, kopi (maksudnya bijinya atau air seduhannya) juga mengandung asam-kafeotanat, abu (alkali-fosfat, alkali-karbonat), dekstrin, protein, adenine, dan xantin (Sudarman Mardisiswojo; Harsono Rajak Mangunsudarso dalam Cabe Puyang: warisan nenek moyang). Sedangkan kandungan lengkap per 100 gram kopi (bagian yang dapat larut) adalah kalori 352 kal; protein 17,4 gram; lemak 1,3 gram; karbohidrat 69,0 gram; kalsium 296 mg; fosfor368 mg; dan besi 4,1 mg (Daftar Komposisi Bahan Makanan, Departemen (Kementerian) Kesehatan RI).

Yang berkhasiat dan bermanfaat tidak hanya bijinya. Ranting dan daun tanaman juga berkhasiat dan bermanfaat. Konon, air godokan ranting dan daun kopi sama nikmatnya dengan seduhanranting dan daun Ilex paraguayensis. Rupanya, kedua jenis tanaman ini mengandung “alkaloida” yang bersifat “merangsang” .Air godokan atau seduhan itu menyegarkan dan disukai para peminumnya karena bisa menghilangkan kelelahan… selengkapnya

.-***-.

Antara “Air Kawah” dan “Teh Paraguay

Buku “Tumbuhan Berguna Indonesia III oleh K. Heyne”yang Cetakan II terbit 1927 dan Cetakan III terbit 1950, kemudian diterjemahkan oleh Badan Litbang Kehutanan Jakarta tahun 1987, memuat soal kopi . Kopi “jawa asli” ternyata berasal dari “Coffea arabeca LINN”yang waktu itu sentra penanamannya di daerah daerah di Jawa Timur.

Di luar Jawa “kopi jawa” ditanam di perkebunan rakyat yang kemudian dikenal sebagai “kopi padang, kopi krui, kopi bali, kopi bungi, kopi pacoh, dan kopi manado”. Masyarakat Sumatera Tengah, (kemudian menjadi Jambi, Riau, dan Sumatera Barat pada 1957), menyukai “kopi jawa” . Kenapa ? Hal inilah yang menarik !

Tulis buku itu, masyarakat Malayu Sumatera (saat itu) menganggap air godokan ranting muda dan daun kopi layak menjadi minuman nasional karena kalaui diminun memberikan kenikmatan tersendiri.Air godokan tersebut sama nikmatnya dengan air seduhan Ilex paraguayensis (…???). Kedua jenis tanaman ini mengandung “alkaloida” yang bersifat “merangsang” .

Air godokan ranting dan daun kopi dikenal sebagai “air kawah” . Setelah minum air ini, badan menjadi segar, lelah pun menjadi hilang. Cara mengolahnya:


  • Ambil ranting muda yang masih hijau beserta daunnya.
  • Jemur di panas matahari sampai layu.
  • Jepit dengan bilahan bambu dan asapi di atas api sampai warnanya berubah coklat muda (mengering).
  • Daun dan ranting yang sudah mengering dan rapuh itu, remas remas sampai hancur.
  • Sebagian remasan masukkan ke delam poci atau teko dan sebagaian rebus dengan air sampai mendidih
  • Setelah mendidih, air rebusan (sari daun, ekstrak) itu tuang ke dalam poci atau teko itu kemudian tutup rapat.
  • Setelah dingin diminum (sebaiknya disaring dulu).

Pada jaman itu daun kopi kering yang dijepit dengan bilahn bambu di jual di pasar pasar. Tetapi di Eropa daun kopi kering ini tidak popular karena rasanya tidak seperti kopi melainkan seperti daun.

Bagaimana dengan seduhan Ilex paraguayensis ?Tanaman ini tumbuh liar di rimba raya subtropis Amerika Selatan. Ketinggian tanaman antara 1.5 – 4.5 m (5 – 15 kaki). Masyarakat sana menyebutnya sebagai “herva mate, yerba mate, mate, parana atau Paraguay tree. Masyarakat setempat(Indian) di Paraguay waktu itu memanfaatkannya sebagai bahan minuman yang dikenal sebagai “teh paraguay”.

Cara pembuatannya, ranting dan daun dilayukan dengan api lalu dipanggang sampai kering. Setelah keringdigerus sampai halus kemudian diseduh dengan air panas (mendidih) seperti menyeduh air teh. Seduhan air inilah yang dikenal sebagai “teh paraguay” yang diminum sebagai penguat badan. Konon, teh ini lebih disukai dari teh biasa atau kopi. Menurut pakar kimia saat itu teh ini disukai karena rasa kafein dengan aroma minyak atsiri. Rasanya, pahit - pedas !

Masa itu, di Brasil dan Paraguay, mate merupakan barang dagangan penting meskipun di Eropa tidak begitu populer. Meskipun begitu, instansi terkait dinegeri benua salju itu menganjurkan, siapa saja, yang sakit atau yang sehat,silakan minum teh paraguay.Namun masyarakat luas di sana tetap tidak menyukainya.

Bagaimana penggunaannya ?

·Satu sendok teh bubuk mate tuang ke dalam poci teh.

·Seduh dengan air mendidih.

·Seduhan ini bisa dihidangkan dengan atau tanpa gula.

·Bagi peminum pemula rasa pahit- pedas itu sangat tidak enak.Tapi bagi yang sudah terbiasa minum, ia akan menyukainya bahkan ada kecenderungan tidak mau meninggalkannya.

Suku Indian waktu itu, dengan bekal mate tahan melakukan perjalanan jauh di daerah daerah tandus meskipun tanpa makan. Minum mate membuat orang lebih gembira dan optimistis…!? -*.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun