Mohon tunggu...
Mustyana Tya
Mustyana Tya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, jurnalis dan linguis

Seorang pejalan yang punya kesempatan dan cerita

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tempat Piknik dan Penyesalan Merlion di Singapura

19 Februari 2023   15:03 Diperbarui: 19 Februari 2023   16:12 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah dirasa cukup mengeksplorasi Kampung Glam atau daerah yang kental dengan taste Melayu ini, saya memutuskan untuk bergeser ke Marina Barrage, tempat yang banyak orang ga tahu. Tapi konon katanya, dari hasil browsing, tempat ini adalah kawasan orang Singapura menghabiskan sore mereka. Saya pun memburu sunset di sini.

Untuk menuju ke sini saya sudah disiapkan banyak uang tunai buat menghemat waktu sat set saya pakai Grab. Dengan jarak dekat padahal tapi harga Grabnya wow karena beberapa kali melewati kawasan berbayar. Jadi terkadang sopir Grab ini ngasih tahu kalau ada biaya tambahan karena melewati jalan berbayar yang ditarif sekitar 2-5 dolar kalau gak salah. jadi bisa-bisa biaya sampai 9 dolar untuk jarak dekat.

Jadi kalau gak buru-buru kalian sebenernya bisa pakai MRT yang lebih hemat walaupun kaki bakalan rasanya pedas karena kebanyakan jalan wkwkw. Nah pas sampai ke Marina Barrage hawa-hawa kayak main ke GBK kerasa banget. Di sini merupakan bendungan terbesar di Singapura yang luasnya bisa 10 ribu hektare. Jadi gak pernah tuh negeri singa ini kebanjiran, berkat adanya bendungan ini.

Menariknya, bendungan ini dijadiin tempat publik yang begitu asri. Bahkan di dalam bangunan bendungan ini ada exhibition tentang sejarah dan fungsi dari Marina Barrage ini. Sementara di bagian atas exhibition ini  baru ada lapangan dengan taman dan pepohonan dengan view kota Singapura dan juga  bendungan. Wah ciamik amet. Di sore yang mendung ini pun banyak warga beraktivitas-- mereka piknik, main layangan, olahraga dan lain-lain.

Seru banget! Di sisi lainnya lagi ada mahasiswa dan pelajar yang memanfaatkan ruang publik ini untuk berdiskusi dan mengerjakan PR. Atraktif banget ya, Singapura menciptakan ruang untuk banyak komunitas dengan memanfaatkan lahan bendungan. So great!

dok pribadi
dok pribadi
Setelah puas berkeliling dan menantikan surya tenggelam yang ternyata awannya malah bertambah pekat, membuat saya menyerah dan mulai bergeser ke tempat lainnya. Di saat jalan pulang ini lah, satu pesan masuk dan tanya apa saya sudah di Singapura dan mau bertemu. Pesan itu dari orang yang dulu begitu saya suka dan akhirnya kami bertemu di tempat dia berada. Padahal sebelum ke Singapura kami sempat bertengkar karena saya bela-belain ikut ke Singapura demi dia tapi dianya ogah-ogahan makanya saya jadi malas juga.  

Oke tempat terakhir dari jadwal saya apa lagi kalau bukan si singa putih alias Merlion. Memang baiknya kalau mau ke Merlion bagusnya pas malam ya karena background lampu-lampunya bener-bener cantik banget. Di sini saya udah gelesoran karena capek banget, betis rasanya udah nyut nyut karena kebanyakan jalan dari pagi. Saya memandangi Merlion yang dikerubuti orang-orang sambil sesekali terdengar suara berbahasa Indonesia minta dipotret. Membuat saya menyadari penyesalan yang lalu.

dok pribadi
dok pribadi

Jadi dulu di tempat dan waktu yang hampir bersamaan, teman saya meminta dipotret di depan Merlion. Memang dia ke sini salah satunya memburu pose di depan Merlion.  Kami waktu itu berlima traveling ke Singapura. Saat itu kami benar-benar kelelahan dan tak ada satu orang pun yang mau memotret dirinya karena sudah duduk tak berdaya. Hingga akhirnya dia menyerah membujuk kami dan selfie sendiri. Di tahun yang bersamaan teman saya ini meninggal dunia karena jantung. 

Tinggallah sesal, seandainya saya mau menggeret kaki saya sebentar saja untuk memotretnya tentu tak ada rasa penyesalan dan membuat dirinya senang sebelum akhirnya dia meninggalkan kita semua. Hmmm, sedih rasanya, ini pelajaran bagi saya untuk tidak menyia-nyiakan momen apapun karena dalam sekejap bisa semua berbeda dan penyesalan muncul.

Dalam perenungan dalam ini, pesan masuk lagi dan kali ini dia yang saya damba dahulu, berjanji menjemput saya di muka hotel. Mau makan malam bersama katanya. Gimana pertemuan pertama kami dan kemana dating? Ikutin terus ceritanya di sini hehehe


Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun