Mohon tunggu...
Mustyana Tya
Mustyana Tya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, jurnalis dan linguis

Seorang pejalan yang punya kesempatan dan cerita

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

"Menculik" Abang Grab demi Kepuasaan Diri di Becici

24 Januari 2021   10:26 Diperbarui: 24 Januari 2021   10:52 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi di Yogya saya langsung menuju ke Puncak Becici yang dulu didatangi sama Obama. Secantik apa sampai Obama ke sana. Saya penasaran! Saya pikir tempat itu dekat ya paling sekitar setengah jam, eh ternyata sejam dong. Wah gila sih. 

Abang Grab yang saya sewa syok saya mau ke Puncak Becici. Tapi yang saya bilang orang Yogya itu kebangetan baiknya jadinya dia mau nganterin. Akhirnya kita banyak bertukar cerita ternyata dia anak kuliahan yang bayar uang kuliah di pelayarannya sendiri. Dia bantu-bantu biaya orang tuanya dari Grab dan lagi stres tugas akhir ga kelar-kelar dan kebetulan banget saya nyewa grab, dia bilang belom pernah ke Becici dan sekalian mau liburan. 

Maka sepanjang jalan yang sejuk panas sejuk lagi pun kami banyak berbincang. Ternyata juga treknya juga lumayan menantang apalagi dengan motor bebek yang diragukan staminanya wkwkw... beberapa kali berhenti dan mengejan. Duh mak! sebenernya takut kejebak di hutan pinus di Becici dan ga bisa pulang ke Jakarta. Flight saya kebetulan malam nanti. Tapi Alhamdulillah selamat sentosa. Sampai di daerah Becici, sebenernya bingung mana lokasi yang disinggahi Presiden Amerika itu karena ada beberapa spot. 

Ternyata spotnya masih masuk lagi Pak Eko! Hingga akhirnya ketemu juga. Saya dan abang Grab pisah. Dia ternyata mau menyendiri dan berkontemplasi juga wkwkw. Alhasil saya pun sendiri lagi wkwkw, sudah biasa. 

Waktu itu sedang banyak muda mudi datang ke sini kayaknya gerombolan sekolah dari mana gitu. Jadi untuk menjelajah semua area Becici lumayan bikin ngos ngosan karena naik turun meski sudah ada tangga. Apalagi di ketinggian membuat napas jadi sedikit sulit. Tapi kita bisa selfie sepuasnya di sini ada spot-spot instagramable dan juga melihat kota Yogya dari ketinggian. Ada juga panggung yang pasti buat event2 digelar di sini. Kebayang betapa syahdunya klo ada pertunjukan di sini. 

Ada beberapa juga yang memperhatikan gerak gerik saya yang sibuk sendirian. Bagian ini nih yang gak saya suka, bikin gak nyaman. Trus dideketin dan pasti muncul pertanyaan yang udah 1000 orang tanyain. "Sendirian aja di sini? Berani? Temannya mana?" hmmm...sementara meladeni pertanyaan itu saya men-chat teman saya yang baru kenal satu hari sudah mau menemani sore saya di Yogya. 

Saya berlomba dengan waktu takut-takut gak sempat kemana-mana lagi setelah ini. Untuk si Grab paham betul saya perlu ngebut untuk mencapai tempat-tempat lainnya. 

Kami akhirnya kembali ke kota karena saya ada janji dengan teman saya, Nipong, di salah satu restoran Epic Coffee. Suasananya beda karena kafe ini gabung sama toko furnitur dan konsepnya kayak pabrik tapi sesak dengan furnitur yang gak seragam dan black and white gitu. Di bagian luar ada taman yang dengan tanaman dan bunga yang menggantung dan merambat. 

Taman ini sukses membuat Yogya yang panas jadi terasa adem. Ternyata kafe instagram ini mahalnya ya ampun.. percis sama dengan kafe modern di Jakarta dengan banderol harga selangit. 

Saya saja menikmati sepiring spagetti harganya itu sampe Rp 50 ribu hm... saya terpaksa menyantapnya karena sedari becici saya belum makan siang dan ekspektasi saya ternyata salah. Ya, awalnya saya pikir harganya merata lah ya, sama makanan yang kemarin2 saya makan. Ternyata .... 

dok. pribadi
dok. pribadi
Setelah bertemu dengan teman saya yang memaksa saya untuk foto-foto dulu di taman ini, kami meluncur ke museum Ulun Sentalu tapi ternyata kami terlambat karena museum sudah tutup. Lah iya wong udah jam 5 sore. Hiks. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun