Mohon tunggu...
Mustyana Tya
Mustyana Tya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, jurnalis dan linguis

Seorang pejalan yang punya kesempatan dan cerita

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Cerita Ngambek dan Kabur ke Semarang

31 Oktober 2017   15:05 Diperbarui: 31 Oktober 2017   15:19 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu cara meredakan ketegangan adalah menyingkirkan diri sejenak dari masalah, lalu berkontemplasi sembari mencari jalan keluar untuk segala yang terbaik. Mungkin sebagian orang tidak setuju pendapat tersebut, tapi bagi gue ini penting untuk keberlangsungan hidup dan hati yang damai. 

Sebelum berangkat ke Semarang gue bimbang musti kunjungi destinasi apa, pengen ke banyak tempat tapi budjet tak dapat. hahaha...sebelum berangkat gue juga sempet nginep dulu di rumah temen dan berangkat ngaji. Kebayangkan sibuknya sembari bawa tas segede gaban. 

Oh ya! jadi ceritanya itu hubungan gue sama nyokap lagi renggang karena nyokap nyuruh mulai kerja di tempat yang enggak gue suka. Udah susah nyari kerja yg disuka pun susah jumpa. Yah begitulah hidup di Jakarta kian keras. Meski ga lama pulang dari Semarang langsung dapat kerja. 

Jadilah gue kabur ke Semarang dan berkontemplasi alias jalan-jalan. H-2 jam sebelum berangkat nyokap nyuruh pulang, tapi gue ogah udah terlanjut basah, nyebur aja lah sekalian. Lagian suasana mood masih kurang bagus. 

Siap-siap ke Semarang hubungi beberapa teman di sana, (tapi sampai pulang ini teman gak bisa ditemui karena sibuk parah). Gue berangkat pake kereta menjelang magrib dan sampai di sana sekitar jam 12 malam. Nah bingung lah, udah sampai di stasiun Semarang mau tidur di stasiun apa di hotel. Was-was juga karena cuma sendiri dan juga was-was juga kalau keluar stasiun takut diculik hahahaha, karena kondisi stasiun yang sepi gak kayak jatinegara. 

Tapi rasa lelah dan pengen rebahan mengalahkan rasa takut keluar stasiun, jadilah dengan langkah lebar-lebar dan cepat menuju hotel di seberang stasiun Semarang. Oh ya gue turun di Semarang Tawang yang harusnya turun di Stasiun Semarang Poncol.  Stasiun Semarang Tawang nyatanya emang lebih sepi daripada stasiun Semarang Poncol. KloStasiun Poncol ini lebih banyak penginapan yang dekat dan lebih ramai karena dekat pasar. 

Ok balik lagi ke peristiwa di malam itu, akhirnya gue nginep di sebuah losmen yang mirip2 kayak kos-kosan. Awalnya di resepsionis bilang gak ada kamar murah lagi yang bisa dipakai, padahal ngapain pake kamar mahal toh gue ga make kamarnya lebih dari 12 jam yak. Dengan wajah memelas plus ngantuk memohon2... eeee... ternyata ada nyelip satu dengan perjanjian harus sudah keluar sebelum jam 9 pagi. Oke no problem 

Dengan harga ga lebih dari 200 ribu gue dapat kamar super kecil, satu kamar dengan kamar mandi terpisah. Mahal juga yak. Tapi demi keamanan dan kenyamanan daripada tidur di stasiun ya sudahlah terima nasib. 

Kota Tua

Esok paginya langsung bergegas ke luar motel dan mengintip moleknya gedung-gedung tua yang bisa dicapai dari sini cuma jalan kaki saja sekitar 500 m. Ada gedung tua marba, gereja beleduk, kantor pos dan lain-lain. Ada beberapa yang terasa seram tapi banyak juga yang menawan, kayak di bawah ini nih. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun