Mohon tunggu...
Tyas DwiFebriansyah
Tyas DwiFebriansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Public Administration UIN SGD Bandung

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pola Komunikasi Pemerintah dalam Menangani Covid-19

20 Maret 2020   00:19 Diperbarui: 20 Maret 2020   00:20 1729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Covid-19 atau sering kita sebut virus corona, virus corona ini virus yang menginfeksi saluran pernafasan dan jenisnya ada banyak SARS dan MERS adalah salah satunya, virus corona yang dinamakan Covid-19 ini adalah jenis baru dari virus corona yang berasal dari Tiongkok, tepatnya di Provinsi Hubei, Kota Wuhan, virus ini berasal dari seekor kelelawar saja, tapi siapa sangka sekarang Covid-19 menjadi momok yang sangat menakutkan bagi masyarakat dunia, hingga dapat merenggut nyawa manusia.

Tiongkok sebagai negara asal virus tersebut terdapat sampai hari ini (19/03) 80.928 kasus terjangkit dengan kematian terbanyak yaitu 3.245. Di Indonesia sendiri terdapat 309 kasus terjangkit virus corona dengan kematian 25 orang.

Indonesia terhitung memiliki jarak yang relatif dekat dengan negara tetangga yang sudah terkena virus ini sebelum Indonesia seperti Malaysia, Singapura, Australia. Berbagai reaksi masyarakat seakan tumpah di media sosial akhir-akhir ini.

Banyak yang beranggapan bahwa pemerintah dianggap lamban dalam menangani virus corona ini dalam mengambil kebijakan. Pemerintah seakan menutupi informasi sebaran virus ini dengan tidak menyebutkan dimana saja tepatnya daerah yang sudah terjangkit.

Tetapi ada juga yang beranggapan bahwa langkah pemerintah ini sudah betul karena pemerintah tidak ingin rakyatnya panik dan mengambil langkah yang tidak dianjurkan seperti panic buying dll.

Setelah Presiden RI mengumumkan pertama kali bahwa ada 2 orang Indonesia yang sudah terjangkit virus corona pada 2 Maret 2020, lalu angka penderita virus corona terus meningkat tajam sampai sekarang. Sampai saat ini sudah ada 309 kasus yang ada di Indonesia.

Dilansir Tempo.co pada 14 Maret 2020, dengan artikel nya yang berjudul "Akrobat tanpa kabar pusat" menuliskan bahwa ada indikasi adanya simpang siur informasi pemerintah dalam menangani kasus ini. Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa kemacetan komunikasi terjadi antara Dinas Kesehatan Daerah dalam hal mengetahui positif atau tidaknya pasien.

Sejauh ini gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil telah melakukan sosialisasi dengan sangat baik dalam upayanya agar virus corona ini tidak menyebar dengan cepat, dan Gubernur lain seperti Ganjar pranowo yang telah berupaya juga melakukan sosialisasi dan edukasi terhadap masyarakat mengenai virus corona ini.

Namun kenyataanya, seolah terjadi ketidaksepakatan antara kepala daerah dan pusat, terlihat dengan para kepala daerah ini yang sangat sigap atau sangat siap dalam mengambil sikap, bahkan masih banyak kepala daerah yang seolah olah tidak siap dengan bencana alam non fisik ini.

Hasilnya yang terjadi di masyarakat adalah kepanikan yang tidak bisa dikendalikan, masyarakat kocar kacir karna ketakutan akan virus corona ini, untuk saat ini komunikasi pemerintah dengan masyarakat menjadi hal vital untuk meredakan ketagangan di masyarakat.

Seharusnya dari awal wabah ini mulai berhembus, pemerintah sudah mengambil keputusan agar tidak terjadi kepanikan dimasyarakat seperti sekarang ini tidak terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun