Mohon tunggu...
Tu Yuda
Tu Yuda Mohon Tunggu... Petani - Belajar adalah sebuah proses perjalanan

ijinkan saya untuk belajar dan jangan lupa dipandu demi kebaikan bersama

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Temukan Kepribadian dengan Gaya Hidup Minimalis

13 Januari 2023   21:16 Diperbarui: 13 Januari 2023   21:20 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : LUM3N / 254 images/pixabay.com

Gaya hidup
Kalau di pikir- pikir, semuanya punya sisi masing- masing terhadap gaya hidup sehari- hari, ada yang bilang lebih baik hemat daripada menghabiskan uang tanpa tujuan, ada juga yang mengatakan, meniknati hidup sesuai keinginan, semasih bisa kenapa tidak ?


Tidak ketinggalan juga, sebuah Quotes yang muncul dalam media sosial mengingatkan bahwa, hidup sesuai kemampuan bukan penampilan. Beragam cerita akan kita temukan kalau ngomongin soal gaya hidup. Bebas dan itu kita kembalikan ke masing-masing. Tetapi dalam materi kali ini, saya mencoba untuk berbagi sebuah pengalaman kecil tentang bertemu gaya hidup sesuai dengan kepribadian.


Salah satunya adalah Gaya Hidup Minimalis. Ini begitu lama untuk saya temukan, dalam arti menemukan gaya ini dengan kenyataan hidup setiap hari, bukan perkara mudah untuk saya pribadi dalam menyesuaikan diri hingga dapat menikmati sebuah perjalanan kehidupan.


Ya, minimalis. Dari unsur kata minimalis, beberapa artikel menyebutkan bahwa maksud minimalis itu adalah, sebuah upaya dalam meminimalis hambatan dalam melakukan hal yang lebih penting ketimbang dengan mengisi kemauan tanpa batas. Sekalipun kita mampu, akan ada baiknya berupaya meminimaliskan sesuatunya sesuai dengan kemampuan dan fokus dalam mengelolanya.


Kemampuan untuk menjangkau sebuah keinginan memang kadang kala membuat situasinya tidak karuan, jika salah- salah dalam mengaturnya. Oleh sebab itu gaya minimalis dapat menjadi suatu pilihan guna memfokuskan diri terhadap sesuatu sesuai kemampuan kita untuk mengelolanya.


Boleh dikatakan bahwa gaya hidup minimalis merupakan sebuah upaya memfokuskan diri terhadap sesuatu yang memiliki nilai, sehingga tumbuh kesungguhan dalam menjalani, menjaga serta membagikan kepada orang yang membutuhkan. Ujungnya tentu sebuah pemanfaatan yang tepat guna.


Dan ini kejadian yang memang saya alami. Sedikit ke belakang, dulu ketika masih bersekolah, tidak ada sedikitpun keinginan untuk menata , seperti apa kemampuan dan kesungguhan saya dalam meniti sebuah fokus untuk melalui putaran kehidupan, baik hari ini maupun dimasa yang akan datang.


Kurangnya perencanaan, hingga berujung pada tidak adanya kontrol tentang mengelola sebuah kubutuhan  yang jelas- jelas membutuhkan perhatian dan keseriusan untuk menjalaninya. Begitu mulai merasakan dunia kerja, sayapun mencoba untuk merubah sebuah kebiasaan agar setidaknya dapat memberi manfaat sesama.

Memang belum sepenuhnya hal ini terwujud dengan baik, tetapi perlahan saya meraskan sebuah manfaat jika gaya hidup minimalis memang tepat untuk mewakili kepribadian saya. Manfaat itu antara lain ;


1. Terbiasa menjalani sebuah posisi hidup hemat. Dalam hal ini bukan berarti pelit, tetapi saya senantiasa dapat mengontrol sesuatu sesuai kebutuhan dan memang hal itu sangat diperlukan dalam hidup, seperti membeli sebuah barang yang memang saya perlukan. Sekalipun ada ketertarikan ketika menyaksikan iklan atau melihat secara langsung sebuah barang yang bagus dan masih dapat saya jangkau, tetapi ketika barang itu belum menjadi sesuatu yang prioritas , maka saya memilih untuk perlahan menjauh .


2. Ada nilai kebaikan terhadap pengelolaan waktu. Karena situasi yang menjadi prioritas sedikit maka beberapa waktu lain, sapat saya gunakan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat seperti misalnya, ketika libur, berkumpul dengan keluarga ataupun memilih pergi ketempar rekreasi, saya tidak begitu berpikir pekerjaan rumah belum selesai, sebab saya telah melakukan lebih awal , hal itu dikarenakan tidak adanya barang yang harus saya bersihkan dengan estimasi waktu yang lama. Rutinitas bersih-bersih setiap pagi dapat saya lakukan hanya dengan waktu 1 jam, dan itu sudah rapi sesuai harapan.


3. Ada keinginan yang secara tidak langsung tumbuh untuk turut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan. Seperti membersihan selokan yang ada di depan rumah, agar airnya tetap jernih. Begitu melihat sampah, tumbuh keinginan untuk mengolah menjadi sesuatu yang bermafaat, semisal sampah plastik bisa kita jual kembali ke pengepul barang bekas, kalau sampahnya daun, dapat kita gunakan sebagai media pupuk, sehingga lingkungan tetap terjaga dengan baik.


4. Akan tumbuh rasa peduli terhadap sesama, sebab dalam kehidupan bermasyarakat akan lebih baik jikalau kita dapat membantu sesama sekalipun bukan dalam bentuk uang, tetapi sebuah waktu, atau meluangkan waktu membantu sesama dalam sebuah kegiatan tentu dapat memberikan manfaat bukan saja dengan diri sendiri, melainkan bagi orang lain juga.


5 . Mampu meredam stres untuk diri. Hal ini terjadi oleh karena tidak adanya keinginan dalam membandingkan sesuatu dengan orang lain, sebab jikalau hal itu bukan menjadi kebutuhan prioritas tentu kita tidak akan terpengaruh terhadap sesuatu diluar keinginan .
Semoga tips sederhana ini dapat memberi nilai untuk kita semua. Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun