Mohon tunggu...
Tu Yuda
Tu Yuda Mohon Tunggu... Petani - Belajar adalah sebuah proses perjalanan

ijinkan saya untuk belajar dan jangan lupa dipandu demi kebaikan bersama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengajarkan Anak untuk Bersikap Ramah

19 April 2022   11:12 Diperbarui: 19 April 2022   11:22 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pexels / 9144 images

Menjadi orang tua saat ini penting untuk menekankan kebiasaan ramah dalam hubungan sosial bermasyarakat.mengapa demikian ? Sebab seiring jaman yang dikatakan maju dengan teknologi sebagai penunjang aktivitas sehari- hari dalam hidup, ternyata jika salah dalam menerapkan dapat berdampak pada, salah satunya yaitu terkikisnya budaya ramah.


Hal itu di sebabkan perubahan sosial serta karakter masyarakat saat ini yang cenderung lebih ke arah individual ketimbang mengutamakan nilai keramahan, seperti saat berkomunikasi termasuk saat menyapa orang lain.


Contoh kecil yang sering kita temui, terkadang beberapa orang akan sibuk bermain handphone diantara kerumunan orang, semacam mengantri untuk keperluan tertentu. Beberapa diantaranya akan lebih fokus menatap layar, ketimbang sekedar menyapa orang yang berada di sebelahnya dengan sebuah alasan bahwa tidak saling mengenal.


Kondisi tersebut seolah menggiring sebuah pendapat bahwa sikap ramah saat ini lebih menekankan bagaimana orang- orang telah berubah cara untuk bersosialisasi justru ke arah yang sebaliknya, yaitu lebih memilih hidup individual yang berakibat pada ter cermin nya sikap yang sombong, tidak suka menyapa, dan pada akhirnya terkesan kurang menyenangkan untuk diajak berkomunikasi.
Oleh sebab itu, sebagai orang tua yang baru memiliki buah hati. 

Rasanya menerapkan sikap ramah untuk anak, sebagai karakter mereka menerima lingkungannya guna membangun komunikasi antar sesama dalam kehidupan sosial bermasyarakat menjadi sebuah pekerjaan wajib demi terciptanya beberapa hal berikut :


Mengajarkan kepada anak untuk membiasakan diri ketika berbicara, diawali dengan tersenyum. Sesuatu yang gampang tetapi seolah susah untuk di biasakan. Sebab nilai sebuah senyuman merupakan bagian dari ekspresi penerimaan situasi yang sebenarnya mudah dilakukan namun kadang terasa berat diwujudkan.


Kemungkinan faktor ini disebabkan oleh situasi, posisi serta suasana hati kita. Memang benar ketika seseorang sedang mengalami sebuah kondisi dimana ia merasakan sedih, susah, maka akan sulit tersenyum, lain halnya dengan mereka yang tengah merasa bahagia yang pastinya  akan lebih mudah tersenyum. Tetapi mengajarkan hal kecil untuk sesuatu yang besar secara perlahan penting dilakukan guna menumbuhkan karakter ;


Ketika anak-anak telah terbiasa untuk ramah, secara tidak langsung mereka akan peka atau peduli terhadap lingkungan di sekitarnya. Tumbuhnya kepekaan dan kepedulian anak terhadap sesama merupakan salah satu ciri berkembangnya sifat ramah dalam jiwanya.


Anak-anak sejatinya dibiasakan untuk memiliki kepedulian terhadap teman, tetangga, maupun orang lain sekalipun. Dengan tertanamnya sifat ramah, mereka akan terbiasa untuk ikut merasakan penderitaan orang lain. Dengan kata lain, mereka akan memiliki empati untuk sesama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun