Mohon tunggu...
Tu Yuda
Tu Yuda Mohon Tunggu... Petani - Belajar adalah sebuah proses perjalanan

ijinkan saya untuk belajar dan jangan lupa dipandu demi kebaikan bersama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lilin, Merangkul dalam Keterbatasan

31 Januari 2022   20:21 Diperbarui: 31 Januari 2022   20:28 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi( Dok. Pribadi) 

Hujan kembali mengguyur sejak sore hingga petang, dibarengi dengan kilatan - kilatan kecil dalam gelapnya langit berbalut awan hitam, terlihat jelas diufuk barat.

Sekali petir terdengar, ternyata membuat listrik seketika padam. Suasana petang berubah menjadi gelap gulita, yang biasanya jam 19.00 masih terlihat samar- samar langit berwarna merah, kini sepintaspun tak terlihat sama sekali.

Hujan masih setia dengan  suara guntur, sekalipun terdengarnya sesekali saja. Lampu bantuan berupa senter menjadi pilihan, namun sayang ternyata saya lupa mengisi daya, sehingga cahayanya redup dan perlahan padam.


Lampu teplok sudah tidak ada lagi, dan akhirnya lilin menjadi pengganti agar suasana sedikit terang. Sayapun menyalakan lilin sembari menaruh dibeberapa sudut rumah, sebab anak- anak sering kali bermain bersama, sehingga saya takut kalau menaruhnya disembarang tempat.


Lilin telah dinyalakan, sembari menanti hujan reda dan berharap pemadaman segara berakhir, tanpa sengaja, saya memperhatikan lilin itu dan terinspirasi sebuah pesan dibalik cahayanya yang menerangi kegelapan.

Sekalipun kecil ternyata sangat membantu ditengah kondisi seperti ini. Inspirasi itu saya rangkum dengan 3 kesimpulan.

Pertama adalah, bentuk lilin yang hanya seukuran telunjuk seolah membawa saya dalam lamunan bahwa, kendatipun ukurannya kecil bukan berarti tak bermanfaat bagi kehidupan.


Yang kedua, cahaya yang dihasilkan tak seterang lampu pada umumnya, bagi saya ini bermakna sebuah kekuatan, kekuatan untuk merangkul dalam keterbatasan, sekecil apapun sebuah usaha, kalau diimbangi dengan niat dan konsisten saya pikir hasilnya akan mampu memberikan sebuah manfaat kepada yang lainnya .


Kemudian yang terakhir, secara perlahan, lilin akan meleleh karena cahaya yang dihasilkan mengandung unsur panas, bagi saya ini menggambarkan sebuah pengendalian diri dalam mengontrol sikap, sekeras apapun keinginan jika segalanya didasari oleh ego yang berlebihan, maka hasilnya akan hancur secara perlahan.


Begitulah sekiranya yang dapat saya sampaikan, menikmati malam sembari menanti waktu beristirahat, berusaha untuk produktif dalam sebuah karya, semoga bermanfaat. 

Jika ada kesalahan dalam penyampaian, tak lupa ijinkan saya meminta maaf dengan kerendahan hati serta kekurangan saya, salam :).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun