Malam pergantian tahun ini, masih dalam situasi pandemi, dimana perayaan kali ini, hingar bingarnya yang biasa terdengar, diganti dengan tetap berdiam diri dirumah.Â
Akan tetapi bagi saya, hal itu tidak mengurangi kesan, menyambut malam pergantian tahun dengan memanjatkan segenap harapan serta mimpi untuk kedepan.
Tak terasa bulan januari telah kembali, mengawali pagi dengan mentari yang menyapa dari ufuk timur, harapanpun saya suarakan dengan penuh kegembiraan mengawali tahun yang baru. Sebuah motivasi besar, mewarnai pergantian tahun kali ini.
Tiada  lain adalah, terpacunya naluri untuk berbenah melalui sebuah karya, kendatipun dengan kemampuan seadanya. Semangat untuk sebuah mimpi agar lebih baik lagi khususnya belajar menulis.Â
Saya andaikan perjalanan menulis saya, bak lentera dalam dinginya malam, redup tertiup angin rasanya sudah biasa, namun suasana mengajaknya tetap berkobar, perlahan dan yakin mampu menerangi kegelapan.
Sayapun begitu hari ini dan seterusnya, dukungan yang perlahan mulai hadir dan masukan membangun untuk belajar, adalah harapan besar untuk setidaknya dapat berkontribusi berbagi lewat cerita dan pengalaman melalui kompasiana.
Panutan dari para sahabat penulis di kompasiana, membimbing saya yang masih lugu dalam mengolah kata, terimakasih yang mendalam saya haturkan.
Tak henti- hentinya berucap syukur atas respon baik sahabat yang merangkul keterbatasan saya. Langkah awal dengan ketakutan terbesar dalam diri, perlahan mulai berkurang, dan semoga semakin berkurang.
Kata percaya diri, mungkin penting bagi saya, untuk ditanamkan dalam diri, namun masih belum pas rasanya karena pribadi ini masih merangkak diantara para panutan yang telah bertualang jauh dengan karya mengesankan sepanjang waktu.
Hingga akhirnya, pagi 1 Januari 2022, kepercayaan diri itu seolah lahir dengan warna baru dan spirit terbesarnya adalah, membuka diri untuk belajar tiada henti, agar kepercayaan itu semakin menguat seiring waktu menemani.
