Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Akuntan - Lifelong Learner

hidup sangatlah sederhana, yang hebat-hebat hanya tafsirannya | -Pramoedya

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Sudahkah Kamu Membaca Buku Hari Ini?

17 Mei 2017   12:51 Diperbarui: 17 Mei 2017   17:17 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan Mei merupakan bulan yang spesial bagi para pecinta buku, sebab di bulan ini, tepatnya di tanggal 17, Perpustakaan Republik Indonesia resmi berdiri dan diperingati sebagai Hari Buku Nasional. Sejak dulu, buku merupakan bagian yang tak terpisahkan dari hidup kita. Ketika pertama kali menginjakan kaki di Sekolah Dasar, kita membeli buku (pelajaran). Ketika sedang berlibur, kita juga membaca buku (novel, komik, dll). Ketika hendak masuk tes perguruan tinggi, kita diharuskan membaca sebanyak-banyaknya buku (SBMPTN). Ketika sudah menjadi dosen, kitapun lagi-lagi wajib membaca buku (ilmiah dan jurnal internasional).

Meski begitu, berdasarkan studi World Most Literate Nations oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016 lalu,  minat baca masyarakat Indonesia ternyata masih menduduki peringkat terbawah yakni 60 dari 61 negara. UNESCO—badan khusus PBB yang menangani masalah pendidikan, keilmuan dan kebudayaan—juga menyatakan bahwa minat baca masyarakat Indonesia hanya sebesar 0,001%.

Hal ini berbanding terbalik dengan penilaian infrastruktur seperti perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, buku, dan mobil perpustakaan keliling, Indonesia berada di peringkat 36,5 di atas negara-negara maju seperti Jerman, Portugal, Selandia Baru, Korea Selatan, dan Singapura.

Lantas kita bisa menarik kesimpulan bahwa pengadaan infrastruktur seperti perpustakaan tidak memberikan pengaruh apa-apa terhadap minat baca masyarakat Indonesia. Saya jadi teringat tentang perpustakaan kampus yang hanya diminati oleh mahasiswa tingkat akhir yang sedang mencari bahan skripsi, dan mahasiswa lain yang sedang mencari referensi untuk tugas perkuliahannya. Jarang sekali saya melihat seorang mahasiswa tanpa membawa buku tugas, duduk bersantai membaca buku untuk menghabiskan waktu istirahatnya.

Hal ini memberi kesimpulan bahwa kebiasaan membaca dalam masyarakat kita masih menjadi sebuah “paksaan” karena tugas dan kewajiban, bukan murni “keinginan” dalam diri. Padahal cara untuk membiasakan membaca buku ini cukup mudah lho untuk kita lakukan, yaitu dengan:


1. Membuat Target Membaca Dalam Setahun

Ya, membuat target adalah cara termudah untuk membiasakan kita membaca buku. Kita dapat memasukan target-target ini sebagai resolusi awal tahun, misalnya, tahun ini saya mentargetkan membaca 50 buku. Maka setiap kali saya melalap sebuah buku, saya langsung mencoret angka tersebut menjadi 49, lalu 48, 47, sampai angka tersebut 0 atau tak tersisa.

Kemudian, hal terpenting yang perlu diingat adalah resolusi bukan untuk disimpan di buku harian atau diary. Melainkan untuk ditempel di pintu kamar, dinding, lemari, dan tas laptop. Agar kemanapun kita melangkah, kita senantiasa ingat bahwa ada target di depan mata yang harus segera dituntaskan.

2. Manfaatkan Waktu Tunggu

Uniknya orang Indonesia, tempat tinggal dan tempat beraktivitas letaknya selalu berjauhan. Mereka yang tinggal di Bogor dan Bekasi, memiliki tempat kerja di Jakarta. Sedangkan mereka yang tinggal di daerah Jakarta, pergi kuliah ke Depok atau Bogor. Itu merupakan sebab mengapa jalanan kita tidak pernah jauh dari kata macet.

Lamanya perjalanan justru bisa menjadi ladang bagi kita untuk membaca buku. Seperti yang telah saya kupas di Inilah Kebiasaan Unik Si Pengguna Commuter Line, membaca buku masih menempati urutan terakhir sebagai kebiasaan yang dilakukan untuk menghabiskan waktu di kendaraan umum. Entah mengapa bermain games dan mengecek media sosial masih menjadi kegiatan menarik. Padahal jika kita bandingkan, membaca buku berkali-kali lipat lebih besar manfaatnya dari pada tidur dan bermain handphone. Bahkan dengan memanfaatkan waktu menunggu kereta, seorang JK Rowling mampu melahirkan sebuah buku fenomenal—Harry Potter—yang sampai saat ini sulit tertandingi.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun