Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Akuntan - Lifelong Learner

hidup sangatlah sederhana, yang hebat-hebat hanya tafsirannya | -Pramoedya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(Bukan) Ular Naga

1 September 2021   11:04 Diperbarui: 1 September 2021   11:40 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi oleh Amelia Chen, Sumber: www.partfaliaz.com

"Baik. Saya belikan dulu di warung."

Melihat kau yang patuh, ular naga itu mengangguk mahfum. Seperti angguk bapakmu ketika kau menurut untuk tidak bermain terlalu larut. Seperti angguk gurumu saat kau menjawab bahwa dua pangkat dua adalah empat, bukan lima, enam, atau sepuluh.

Sepulang perjalanan membeli kopi, kau melihat sekumpulan anak asik bermain.

Tangan mereka saling meraih pundak. Berurut. Berjalan mengitari terowongan yang diapit oleh dua tiang, berbentuk tangan. Mulut mereka menyenandungkan sebuah nyanyian. Seperti kau kenal. Kau ikut merapal:

ular naga panjangnya bukan kepalang... menjalar-jalar selalu riang kemari... umpan yang lezat itulah yang dicari... ini dianya yang terbelakang! HAP.

Terowongan itu menangkap tubuhmu. Ular naga menangkup kesadaranmu.

Kau masih menggenggam kopi. Berjalan linglung dalam kubikel gedung tinggi.

--

September 1, 2021

Tutut Setyorinie

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun