Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Akuntan - Lifelong Learner

hidup sangatlah sederhana, yang hebat-hebat hanya tafsirannya | -Pramoedya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengenal "Amor Fati", Alasan Mengapa Kamu Harus Berhenti Misuh-misuh Mulai Saat Ini

25 Juli 2021   12:46 Diperbarui: 22 Mei 2022   15:48 2314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
love meter | sumber: elements.envato.com

Sial banget baju gue kecipratan lumpur! Gagal fesyen show deh hari ini.
Kenapa sih ban harus bocor pas lagi mepet berangkat kerja!
Pake mati lampu lagi, drama korea di tivi kan belum selese.
 Hadeuuh...

Jika saja kamu perhatikan, emosi negatif atau yang lebih sering disebut dengan misuh-misuh, sering kali datang tanpa aba-aba.

Coba saja kamu berjalan ketika tiba-tiba sebuah mobil melaju kencang, dengan membawa seciprat lumpur untuk baju kesukaanmu. Apa reaksi otomatis yang kamu keluarkan kepada pengemudi tersebut?

Akankah kamu mengatakan, "Terima kasih ya, sudah menciprati lumpur. Kebetulan motif baju saya semakin indah ketika terkena lumpur."

Atau kamu justru menyalak kepada si pengemudi dengan nyala api yang menyembur dari hidung dan mulut, "Pake mata dong kalo bawa mobil, udah tahu ada lumpur dan ada ORANG!"

Reaksi kedua mungkin akan lebih sering kamu temui di jalan, meski dengan berbeda penekanan (bisa lebih sopan, juga lebih kasar).

ilustrasi misuh-misuh | sumber: www.muslimoderat.net
ilustrasi misuh-misuh | sumber: www.muslimoderat.net

Ibarat boneka Woody yang langsung mengeluarkan kata-kata ketika ditarik tuasnya, kamu juga akan langsung misuh-misuh ketika kejadian buruk menimpamu.

Dikotomi Kendali, pijakan menuju Amor Fati

Pada artikel sebelumnya, kita telah sama-sama belajar tentang Dikotomi Kendali, sebagai pembendaharaan hal-hal yang berada di dalam kendali dan di luar kendali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun