Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Kita Adalah Air

28 Maret 2016   13:32 Diperbarui: 28 Maret 2016   20:10 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sungai | dok pribadi"][/caption]Kita adalah air di arus waktu. Terombang-ambing

Sesekali tenang, sering kali bergelombang. Sesekali sederas gerimis, seketika sudah sederas banjir: bertabrakan, lantas kembali tenang. Lekas sekali menjadi kotor, setengah mati kembali bersih. Menolak sepi dan hening, gemar pada bergemuruh yang menggulung. Tak tahu lagi membasuh sejuk, lebih senang mendidih oleh nyala api berkali-kali

Kita adalah air dalam gerak ruang. Terhuyung-huyung

Sukar sekali menjumpai diri kita yang bening. Sering kali melayani diri kita yang kabur. Sekali saat merelakan diri kita yang meniru bayangan benda lain, sekali waktu membiar diri sewujud comberan, pekat dan busuk. 

Dalam ombang-ambing terhuyung-huyung ruang dan waktu, kita mengalir. Memilih dan menjalani.

Kitalah yang memilih menjadi air pada keruk hutan atau selokan pada punggung kota yang sesak. Kita yang memilih membasuh resah atau menjadi didih yang meremukkan daging dan tulang.

Kita hanyalah air, ketika bumi mati kita kembali. 

 

[2016, dari atas perahu di DAS Mentaya, Sampit]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun