Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan - | brontoaji19@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tagar #KaburAjaDulu di Kepala Pendiri Bangsa

15 Februari 2025   13:42 Diperbarui: 17 Februari 2025   18:44 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pergi ke luar negeri. (Sumber: SHUTTERSTOCK/SHINE NUCHA via kompas.com)

Ketika tagar #KaburAjaDulu menyita sosial media, apa yang dibicarakan media arus utama?

Situs CNN Indonesia dan Kompas.com membicarakan isu yang sama, yaitu negeri-negeri yang mana orang Indonesia banyak (pergi) bekerja. 

Kedua media besar ini sampai (merasa harus) merilis 10 Besar Negara yang menjadi tujuan pekerja migran Indonesia, dengan Hongkong di urutan 1 dan Turki di urutan 10.

Lain lagi dengan Liputan 6. Redakturnya memilih menjelaskan lapisan pesan yang tersirat dari #KaburAjaDulu, terutama kegelisahan dan kekecewaan terhadap situasi sosial ekonomi di dalam negeri. Bahkan di bagian terakhir, situs berita yang terafiliasi dengan SCTV ini menulis Disclaimer: Artikel ini dibuat menggunakan Artificial Intellegence (AI).

Berbeda dengan tiga situs di atas, Bisnis.com lebih berkeinginan memberi konteks dari kemunculan tagar yang membuat seorang Menteri merasa harus berkomentar. 

Kata Bisnis.com, #KaburAjaDulu menggema setelah kemunculan keputusan efisiensi anggaran oleh pemerintah yang dinilai berdampak terhadap berbagai sektor. Salah satunya adalah dipangkasnya dana pendidikan.

Bisnis.com juga mengutip data yang menarik dari Ismail Fahmi (founder Drone Emprit). Kata Fahmi, Kebanyakan mereka yang usianya antara 19-29 tahun yang meramaikan tagar #KaburAjaDulu sebesar 50.81%, lalu yang usia kurang dari 18 tahun 38.10%. Paling banyak dari kalangan laki-laki sebesar 59.92%, lalu perempuan 40.08%.

Walau demografi semacam ini tentu tidak mencerminkan situasi yang sesungguhnya (atau bisa jadi terdapat lebih banyak orang yang tidak peduli dengan trending tagar di sosial media). Akan tetapi, kehebohannya yang politis tetaplah sebuah isyarat bagi rezim kekuasaan.

Salah satu isyarat itu adalah kegagalan kebijakan pemerintah di bidang pendidikan, ketenagakerjaan dan kesejahteraan, serta aspirasi kaum menengah (?). Seperti ada lingkaran setan yang membuatnya selalu menjadi masalah tak berkesudahan.

Saya tidak mengerti datanya seperti apa, tapi ilustrasi sederhananya seperti ini. Sekolah hingga Perguruan Tinggi tidak lantas membuat kamu mudah mendapat pekerjaan dan memiliki kesejahteraan yang layak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun