Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bagaimanakah Radio Tumbuh di Kenangan Abege 90-an?

8 Desember 2022   14:30 Diperbarui: 8 Desember 2022   19:20 1151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Denny Kusuma bersama koleksi radio tuanya.(Dok DENNY KUSUMA via lifestyle.kompas.com)

Pendek kata, mereka merencanakan keseruan yang difasilitasi radio dan merencanakan lagi untuk perkara yang sama besok malam. Seolah-olah monoton dan kayak kurang kerjaan. Tapi begitulah kebersamaan memelihara dirinya lewat lagu dan salam dari radio. 

Tentu saja ada di antara rombongan abege itu yang mengirim salam dan lagu untuk gebetannya. Jika tidak bertepuk sebelah tangan, maka balasan yang sama akan dibaca tak lama sesudahnya. Dua jiwa jinak-jinak merpati ini kemudian kangen-kangenan dibantu radio, apalagi jika salah satunya tidak cukup nyali menelepon ke rumah. 

Untuk mengirim pesan kepada gebetan secara anonim juga bisa, bahkan sah-sah saja. Masalahnya jika profiling kita kurang akurat kepada gebetan. Misalnya dia tidak mendengarkan radio yang kita dengar. Atau, kita malah memesan pilpen yang pada saat bersamaan, si dia malah sudah tertidur. Kita sedang mengirim kerinduan yang didengarkan sendiri. Tabah sekali.   

Dan saya belum pernah mendengar pilpen digunakan mengundang tawuran antar sekolah. 

***

Tapi radio bukan semata alat untuk kangen-kangenan. 

Radio adalah ruang di mana para penyiar membantu kita yang abege berlatih imajinasi dari sesuatu yang tidak kita lihat secara langsung. 

Semisal ketika kita tidak berada dengan yang seumuran--misalnya grup ronda bapak-bapak kompleks--radio tetap ada di tengah percakapan dengan lagu-lagu lawas yang membuat bapak-bapak itu bisa bernyanyi bersama. Kita yang baru keluar kumis jadi bertanya, kegalauan macam apa yang mereka titipkan dalam lagu-lagu itu? 

Radio Tua | Gellinger/www.pixabay.com 
Radio Tua | Gellinger/www.pixabay.com 

Atau, pada saat menjelang tengah malam, ketika para penyiar itu membacakan berita dari peristiwa yang terjadi sepanjang hari itu. Kita mendengar peristiwa-peristiwa yang terjadi sembari membayangkan tempat-tempat tersebut. 

Terlebih ketika para penyiar itu menyampaikan siaran langsung sepakbola. Seperti Radio Pro II FM RRI yang sering menyiarkan langsung pertandingan Persipura di Mandala, Jayapura. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun