Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Tentang (Rahasia) Argentina Sejauh Ini

1 Desember 2022   14:33 Diperbarui: 4 Desember 2022   04:19 1245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senyum kemenangan Messi dan Parades sesudah mengalahkan Polandia dan lolos ke babak 16 besar (AFP/ANTONIN THUILLIER via Kompas.com)

Karena itu, angka penguasaan bola adalah satu hal saja. Kesabaran adalah fundamental yang lain. 

Ketika dikejutkan Arab Saudi yang liat, keras (ada 6 kartu kuning untuk Arab Saudi), dan disiplin, Messi dan teman-temannya tetap saja menyerang dari kiri, buntu di tengah, dan sering terjebak offside. 

Di depan game plan Meksiko, terlebih Polandia yang seolah-olah bergaya Italia pra-Mancini itu, pertunjukan monoton bin grasa grusu tak lagi mengental.

Kedua, penemuan poros yang ideal, terutama di lapangan tengah. Ketika melawan Saudi, Scaloni memasang Paredes dan De Paul di tengah. Sedang di belakang, ia memainkan duet Otamendi dan Romero. 

Paredes masih kerap membuat backpass (seperti yang diminta Allegri di Juventus) ketimbang mencari kemungkinan menerobos lapangan tengah Saudi yang rapat.

Poros itu berubah ketika menghadapi Meksiko yang menumpuk banyak pemain di belakang juga. Dalam catatan Whoscored, Meksiko bermain dengan formasi 5-3-2. Argentina tetap dengan 4-4-2 dengan poros gelandang adalah Guido Rodriguez dan Rodrigo De Paul. 

Poros ini berubah lagi kala meladeni Polandia. Dengan skema 4-3-3, Scaloni memasang tridente: Alexis Mac Allister, Enzo Fernandez dan De Paul di tengah. 

Dampak berbeda seperti apa yang bekerja?

Di hadangan Polandia yang bahkan dengan Arab Saudi memilih bermain bertahan, Argentina bergaya lebih cair. Walau mereka masih saja terus-terusan memaksakan crossing, distribusi bola dari belakang ke depan lebih mengalir. Argentina bahkan terlihat stay cool and keep calm sesudah penalti Messi yang gagal. 

Ketiga, dari tiga laga penyisihan dan hasil yang diperoleh, poros lapangan tengah di partai melawan Polandia adalah yang paling meyakinkan. Debutan seperti Allister dan Fernandez bukan saja langsung nyetel dengan pakem, namun turut menyumbang gol. 

Kombinasi keduanya dengan De Paul adalah opsi paling ideal saat ini. Mac Allister yang kelahiran 1998 memiliki pergerakan yang bagus di depan kotak penalti. Sedangkan Fernandez yang baru berusia 21 tahun itu adalah tipikal pengatur bola sekaligus pengumpan yang jeli. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun