Cinta Kita Mungkin Kuat, Tapi Timnas Tidak Diciptakan untuk Itu...

Timnas Garuda yang dikirim ke SEA GAMES 2021 Vietnam akhirnya keok lagi. 

Lawannya masih sama, sang penguasa sejati Asia Tenggara: Thailand. Dengan begitu segala spekulasi yang berlebihan tentang kemungkinan meraih emas sesudah tahun 1991 berhenti. 

Kompasiana kembali normal dan segera berhenti dari "halusinasi kolektif" karena mimpi emas sepak bola. Jenis halusinasi yang telah ditolak oleh Luis Milla, sosok yang membesut timnas di ajang Asian Games, 2018.

Tapi peristiwa yang mungkin patut saya syukuri(n) adalah keberhasilan mengendalikan diri untuk tidak menyediakan waktu dan stamina. Terlebih sampai menciptakan harap terhadap tim sepak bola yang pelatihnya bersedia hadir di podcast Dedy Codbuzier.

Timnas ini sudah dikirim untuk menyiapkan dirinya di negeri K-Pop sana dan tentu saja kegagalannya yang serasa tak ada ujungnya ini tidak berhubungan dengan podcast semacam itu. 

Maksud saya, kegagalan seperti ini tidak perlu otak-atik podcester yang cuma buang-buang waktu.

Tentu saja kita harus berdiri bersama para pemain yang sudah bekerja keras. Kita harus selalu menghormati barisan anak-anak muda yang merelakan dirinya kedalam satu disiplin kolektif demi mengharumkan nama bangsa.

Mereka sudah berjuang dan kalah! 

Dan kita akan (kembali sebagaimana bertahun-tahun di belakang sana) melakukan penghormatan yang sama. Bersedih walau kita tahu kesedihan hari ini tidak lebih menjemukan dari episode panjang sinetron yang berulang, dangkal tapi terus ditonton.

Kita membuka laman-laman berita daring. Atau mendengar siaran radio. Tapi sekadar membaca-dengar berita bahkan ulasan yang sama.