Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tiga Kitab Puisi Jokpin & Desember yang Aduh

7 Desember 2021   20:02 Diperbarui: 7 Desember 2021   20:11 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: wallpapercave.com

malam baru terjaga, aku menunggu hujan
di perempatan

tiba-tiba datang seorang perempuan
ia berbicara kepada remang, dingin hingga angin.

matanya terang benderang
mungkin ia telah bertahun-tahun

belajar membuat puisi
untuk hidupnya sendiri.

"Desember ini, rindu gaduh dan misuh-misuh
rasanya remuk, mungkin karena begitu
hatiku sering mengandung aduh."

aku serasa akrab dengan lirik ambyar itu
seolah kamu masih hidup dan

melatih tabah di atas nisan
sebagai tirakat membuat puisi, seperti pesan seseorang.

"Di dalam aduh,
ada sendu tumbuh karena mengasuh pilu."

wah! baru kuingat
sajak itu pernah dibaca
ketika tubuhmu ditanam kedalam batu

sebelum pergi demi berdamai dengan diri sendiri
kamu hanya memintaku sungguh-sungguh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun