Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Dari "Mare of Easttown": Bagaimana Perempuan Menjadi Pahlawan?

11 November 2021   10:43 Diperbarui: 11 November 2021   19:30 1593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kate Winslet yang mengisi peran utama dalam serial HBO, "Mare of Easttown" (Sumber: HBO via Kompas.com)

Anak lelaki, yang mewariskannya seorang cucu, adalah seorang pecandu dan mati bunuh diri. Hubungan mereka tak selalu baik, termasuk dengan ibu dari cucunya. Sejak saat itu, Mare akan melakukan apa saja. Bahkan merekayasa barang bukti agar hak asuh cucunya tak jatuh pada menantunya yang sedang dalam masa rehabilitasi. 

Pun dengan anak perempuannya, Siobhan Sheehan, mereka lebih sering bertengkar ketimbang akur. Sejak kematian tragis sang kakak, Siobhan cenderung berseberangan dengan sang ibu. Sedang terhadap nenek Siobhan yang juga tinggal serumah, mereka sering berbeda paham. 

Tak jarang, keluarga kecilnya serupa dihuni oleh para perempuan dengan kepala terbuat dari dinamit bersumbu pendek.

Mare berkali-kali berusaha meyakinkan jika semua akan baik-baik saja terhadap trauma dan rasa bersalah itu. Walau tak jarang, sikap seperti melahirkan pembalasan yang berbahaya. Usaha menjadi yang cenderung overprotektif. 

Pada saat bersamaan, Mare juga bukan tipe perempuan yang melarikan diri pada sejenis religiusitas palsu. Sehingga ia benar-benar seorang ibu yang bertarung melawan dunia tanpa memohon campurtangan yang ilahiah.

Mare yang keras hati akhirnya sukses berdamai dengan kesedihan yang brutal. Kesedihan yang bekerja layaknya lubang hitam: menyedot apa saja yang waras dan meninggalkan kegelapan kepada pemiliknya. Perdamaian yang menandai akhir yang bahagia.

Segala macam benturan yang bekerja dari dalam ataupun datang dari luar telah bekerja menyusun Mare yang menerima kehilangan. Mentransformasinya sebagai pribadi dalam tiga atribut: detektif, ibu dan nenek yang bukan saja tangguh. Namun juga selalu berani menghadapi segala kemungkinan.

Postskrip 
Dalam Mare of Easttown, kita menjumpai Mare Sheehan sebagai rekam jejak pergulatan lahir batin ibu yang bertarung menjaga keseimbangan peran harian. Kita diajak menyelami kompleksitas, pasang surut konflik dalam keseimbangan peran seorang ibu pada jejaring sosial yang intim, hangat, namun selalu terbuka bagi tragedi dan kemalangan.

Mare Sheehan adalah batu karang yang tegak di dalamnya. Dia jauh dari atribut yang suci dan berkali-bali bertarung agar tak remuk atau berantakan tak bersisa.

Kepahlawanannya diuji dalam keseharian jejaring sosial yang intim walau tak selalu harmonis dan sepi dari tragedi dengan keberterimaan terhadap kemalangannya sendiri serta keteguhan menjalankan peran gandanya. 

Sesudah akhir yang bahagia, Mare tidak pergi kemana-mana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun