Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pirlo Seri, Conte Tumbang, Gattuso Bersinar dan Kamu Gak Usah Terburu-buru Dulu!

18 Oktober 2020   10:09 Diperbarui: 18 Oktober 2020   10:16 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perayaan Gol Balasan Juventus dalam Laga Melawan Crotone tadi malam | Juventus.com

Conte yang sudah pernah juara Italia dan Inggris saja masih harus keok di permulaan. Padahal ia sudah membawa pulang Vidal demi menambah lapar lapangan tengah. 

Tantangan berikutnya adalah "Waktu tidak memulihkan apa-apa, karena kita tidak sedang patah hati." 

Maksud aku tuh, waktu tetaplah sumberdaya, sesuatu yang sempat abai dari teori sosiologi sebelum muncul pikiran-pikiran Anthony Giddens. Ini kalau saya gak salah paham. Lebih persisnya, waktu adalah kesempatan. 

Maka Juventus masa pandemi atau semua tim dalam pertarungan melawan Covid-19 ini bukan saja tidak bekerja di masa normal. Di dalam sana, sepak bola adalah sistem besar bernama industri olahraga. Ada bisnis, ada olahraga dan ada aksi amal klub. Ada kamu sama aku juga.  

Saya tetap meyakini dengan sedikit data (yah, namanya juga orang baru mulai, masa sudah ditagih macam-macam), coach Pirlo akan memberi bukti bagi harapan-harapan. Yang paling saya inginkan adalah dia melahirkan kembali karakter lapar kemenangan dengan efektifitas dan keindahan yang pernah dia mainkan semasa menjadi jangkar dari permainan Milan pun Juventus. Sebagai sebuah sistem bermain.

Ringkas bla, bla, bla-nya, Pirlo bisa melahirkan filosofi Pirlo yang tak lagi dikenang sebatas sang Profesor lapangan hijau yang sudah meraih segalanya: juara Serie A, Champions League dan Piala Dunia. 

Juventus berlanjut jawara Serie A? Udah gak menarik. Kutukan kami hanya tinggal jawara Champions League-bwahaha. Buat saya, biar Milan atau Inter saja. Kasihan juga, mereka dengan segala rupa usaha transfer dan gonta-ganti pelatih tapi angan-angannya sama saja sudah terlalu lama bergulat dengan I-N-K-O-N-S-I-S-T-E-N-S-I.

Sejarah sungguh tak adil jika hingga satu dasawarsa dipestakan di Turin terus. Tapi, boong..

Maksud saya, mengutip Gianluca Vialli di sini, setiap tim yang bersaing di Serie A karena berambisi merusak superioritas Nyonya Tua makin menemukan cara dan senjatanya. Waktu dan rasa sakit akan memacu jiwa-jiwa terlukaah. Iya dong, mereka pasti belajar juga dari kesalahan-kesalahan. Masa iya salah tafsir melulu kayak negara?

Jadi, gak ada masalah dengan dominasi di Serie A dalam hukum dialektika yang sudah sewajarnya. Yang penting Mister Pirlo boleh menciptakan sistemnya sendiri, saya sudah happy.

Tabik!

#ForzaJuventus #FinoAllaFine

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun