Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Impresi Perdana "Il Profesore"

21 September 2020   08:51 Diperbarui: 21 September 2020   14:39 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Coach Andrea Pirlo/Ilustrasi ©Official Juventus Via Kompas.com

Juventus yang tadi pagi menginjak Sampdoria-nya Opa Ranieri dengan skor telak tanpa drama penalti yang menjijikan itu adalah sebuah pesan. 

Pesan dengan bermacam-macam poin penting di dalamnya, bukan jenis di dalam botol walaupun sama memiliki intensi pada suasana hati yang rindu pada kebangkitan nyata. 

Jadi kita langsung saja, gak usah lagi bahas statistik atau menceritakan ulang pertandingannya kayak apa. 

Pertama, dan terutama sekali, Mister Andrea Pirlo datang dengan janji yang tidak muluk. Dia bilang, saya ingin mengembalikan antusiasme ke jati diri Juventus. Antusiasme melalui sepakbola yang proaktif dan dominasi permainan. Dia juga bilang dua hal kepada pasukannya, "Kamu harus selalu menguasai bola dan kalau kehilangan, secepat mungkin rebut kembali."

Janji itu disampaikannya saat konferensi pers perdana sesudah ditunjuk menggantikan Maurizio Sarri. 

Tadi subuh, itu bekerja dengan baik. Jika kehilangan bola, pasukan Pirlo bergerak mengepung dengan agresif. Persis singa lapar. 

Tiga orang pemain bisa sekaligus mengepung, menutup ruang dan berebut. Sepanjang pertandingan, lapangan tengah Si Nyonya Tua benar-benar terasa lapar. 

Kedua, agresivisme dalam kehilangan bola juga berlaku sejajar ketika sedang menguasai bola. Skema 3-4-1-2, yang pernah dipakai dalam jejak kebesaran Opa Lippi, dilahirkan lagi dengan variasi yang lebih cepat dalam operan satu-dua. 

Saat bersamaan, pergerakan dari sisi kanan dan kiri (terutama Gianluca Frabotta yang percaya diri dan dinamis) yang ditopang umpan-umpan panjang juga menambah tekanan yang berkali-kali.

Sumpah, Juventus kelihatan sangat lapar kemenangan. Mentalitas dasar yang seringkali disederhanakan dengan kalimat para anti-Juventus tapi meniru jalan suksesnya: Yang dipikirkan Juventus hanyalah kemenangan! 

Ketiga, sesudah kita melihat janji menghidupkan antusiasme lewat sepakbola proaktif dan dominasi yang agresif terpampang nyata, faktualitas yang patut diacungi jempol dari duet Pirlo dan Tudor adalah keberanian memberi kepercayaan bagi para debutan. Selebihnya, kejelian Pirlo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun