Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kekuasaan (dan) Para Manipulator

24 Februari 2020   12:06 Diperbarui: 24 Februari 2020   14:25 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi topeng | Sumber Photo by John Noonan on Unsplash (unsplash.com/@theonlynoonan)

- Kekuasaan memikat yang terburuk, merusak yang terbaik - Ragnar Lothbrok, dalam Serial Vikings

Kita terlalu sering menjumpai bagaimana kekuasaan bekerja minus hati nurani dan pertimbangan akal sehat. 

Sudah jelas-jelas ada kumpulan warga yang bersatu padu menolak kehadiran tambang karena mengancam sumber-sumber penghidupan mereka, kekuasaan tetap saja keras kepala. Bahkan membawa tameng dan senjata demi memastikan tambang itu berhenti menghadapi penolakan. 

Sudah bertahun-tahun mereka yang kehilangan orang-orang tercinta oleh karena perilaku represif negara menuntut keadilan di depan istana, tetap saja kekuasaan bekerja dengan telinga yang tuli dan mata yang (terpaksa) buta. Mereka yang kehilangan dan segenap penderitaannya hanya menjadi materi dalam janji-janji kekuasaan. 

Sumber Ilustrasi: points.datasociety.net
Sumber Ilustrasi: points.datasociety.net
Sudah bertahun-tahun rumah ibadah itu berdiri dan menaati konsensus lokal, ia tetap saja harus terancam ditolak keberadaannya. Sebagai minoritas, tanpa daya. Sedangkan kekuasaan yang sering menyebut diri sedang mewujudkan cita-cita keadilan untuk semua tetap saja tak berani hadir dan mencari-cari dalil pembenarnya.

Ternyata, menghadapi situasi (berulang) begini saja tidak cukup. 

Saat-saat sekarang ini, kita juga menghadapi keganjilan-keganjilan baru. Keganjilan yang diproduksi oleh mereka yang bekerja pada lembaga-lembaga yang seharusnya mengawasi kekuasaan bekerja. Paling tidak, mengerem daya rusak dari kekuasaan yang telah sejak lama dikenal berwatak Janus. Muka dua!

Maksudnya, kita tidak cukup memahami kekuasaan sebagai sistem operasi yang memiliki kapasitas menggunakan sumberdaya besar untuk mengeyampingkan warganya dengan dalih macam-macam. Ia bisa menggunakan mesin pembentuk opini, bisa menggunakan represi. Ia bekerja dengan gagasan atau pengawasan. Ia merawat yang ketakutan, memusnahkan yang melawan.  

Kita mungkin harus memahami bagaimana kekuasan memproduksi orang-orang yang kelak kehilangan nurani dan akal sehat. Kekuasaan dan produksi manipulator.

Siapa manipulator itu dan bagaimana kekuasaan melahirkan mereka? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun