Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Lari 10 Km dan Perayaan Diri

22 Februari 2020   10:20 Diperbarui: 23 Februari 2020   10:46 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
10 Kilometer Ketiga yang Terekam di Strava | Dok. Pribadi

Sesudah dua tahun berlari dengan perjuangan menjaga konsistensi untuk tetap menjaga 4 kilometer sebagai target minimalnya, saya akhirnya boleh berlari 10 kilometer pertama kali di penghujung tahun 2019. Lebih penting lagi, 10 kilometer pertama kali plus seorang diri! 

Capaian ini telah saya rindukan bertahun lama, jauh sebelum memutuskan berlari dengan sungguh-sungguh.

Saya mencatatkan 10 kilometer pertama di kota Palembang. Menempuh rute dari arah Manunggal-Bukit Kecil, terus ke lampu merah besar, melewati kaki-kaki LRT hingga pasar Cinde dan benteng Kuto Besak memutar melewati pasar Sekanak dan berhenti di Kambang Iwak. 

Yang kedua, pada 28 Januari 2020 dan terakhir pada 20 Februari kemarin. Rutenya tidak banyak berubah. Target saya akhirnya boleh naik kelas. Dari konsisten di 4 kilometer kini menjadi 10 kilometer setiap bulannya. Jadi, jika direkap, maka dalam setahun saya harus bisa memiliki catatan 120 kilometer.  

Saya merasakan tubuh yang solid dan kompak ketika 10 kilometer itu tercatat di akun Strava dengan menghabiskan sekitar 2 tahun sebagai latihannya. Sungguh-sungguh ini bukan perkara yang remeh bagi amatir dengan mimpi masa kecil yang tak pernah menjadi kenyataan: masuk skuad Persipura.  

Saya jadi makin cinta pada tubuh ini, huhuhu.

10 kilometer Pertama di Jembatan Ampera | Dok. Pribadi
10 kilometer Pertama di Jembatan Ampera | Dok. Pribadi

Bayangkan saja kamu, seorang diri berusaha disiplin bersama tubuh dan hasratmu bekerjasama memenuhi target-target sederhana dari berlari. Gembira tiada terkira!

Walau begitu atau terkesan seserius itu, catatan ketiga ini tetap saja harus dibaca dengan kesadaran seorang amatir. Amatir dalam menjaga konsistensinya. 

Mungkin yang sedikit serius dalam mencintai hobi tersebut adalah tekad yang berusaha tidak kabur dari dengan pesan Jalaludin Rumi (1227-1273), The Body is only an instrument for the Spirit! sebagai idealisasinya. #Ashiiaap

Mencintai hobi itu, katakan saja, berarti melakukan jenis pengorbanan diri tertentu. Tidak demi meraih sesuatu dari luar, seperti pengakuan atau decak kagum orang lain-lagian gak pernah turut dalam lomba apalagi juara, terus buat apa? Hihihi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun