Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Serie A di Youtefa

8 November 2019   11:22 Diperbarui: 10 November 2019   08:29 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juventus 94/95 | thesefootballtimes.co

Tapi, kalau pengunjung lapak saya yang budiman melihat hubungan yang lebih subtil-haqiqi-abadi dari saya (anak seorang guru rendahan yang merantau di Papua sejak 70an akhir), maka salah satunya bisa menyelaminya di Saya, Yanto Basna dan Papua.

Saya menghabiskan transisi masa remaja di kampung kecil ini.  Termasuk bermain bola, mencuri mangga tetangga kampung sebelah hingga bolos sekolah dan nongkrong di depan lingkaran Abe. Dengan kegilaan pada Serie A yang "berbahaya".

Banyak keluarga di Youtefa saat itu  yang sudah memiliki televisi dengan antena. Ada yang masih bercorak dua warna, ada yang full color. Tapi yang memiliki antena parabola masih bisa dihitung dengan jari. 

Makanya saat ANTV menyiarkan siaran langsung timnas produk Primavera Italia dimana kakak Aples Gideon Tecuari dan Chris Yarangga bermain, ada satu lapangan bulu tangkis yang seketika berubah menjadi tribun mini.

Demikianlah Youtefa yang kecil dan selalu bergemuruh di depan sepak bola nasional. Dulu.

Masalahnya, di rumah, ayah tidak memasang televisi. Hanya ada radio tape milik Polytron dengan album Koes Plus dan Dlloyd milik ayah. 

Satu-satunya hiburan atau teknologi membunuh waktu luang hanya ini. Terlebih kala itu, layanan radio komunitas dengan segmen PILPEN (Pilihan Pendengar) masih aktif bersaing. 

Jadi, kalau jadwal Serie A tiba, saya harus pergi ke rumah tetangga. Tidak pernah mengambil pusing besok harus upacara atau yang punya televisi sudah tertidur dan tertinggal saya sendirian. 

So, sepak bola Serie A adalah tontonan yang tidak mudah saat itu. Berkali-kali saya bahkan harus berusaha tidur di teras tanah rumah kontrakan, hihihi. 

Semua orang di dalam rumah sepertinya sudah satu suara untuk tidak memberi toleransi.

Tapi sepak bola diciptakan untuk orang-orang bengal. Hanya untuk mereka yang cintanya tak bersyarat! Saya tidak pernah mundur, tetap saja mencari siasat agar bisa tetap menyaksikan Juventus berlaga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun