Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Der Goldene Handschuh", Profil Pembunuh Berantai dan Orang-orang Nelangsa

10 Oktober 2019   12:57 Diperbarui: 25 Oktober 2019   17:57 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film The Golden Glove [2019] | Gordon Timpen - Warner Bros /EPA-EFE/ Shutterstock via time.com

Pun dunia dalam bar sejatinya adalah mikrokosmos dari kehidupan jelata yang melengkapi hidup irama hidup Honka yang berputar pada poros yang sama. Hidup yang jenuh. Karena itu, bar tersebut bisa dimengerti sebagai "katup pengaman" dari stres sosial.  

Orang-orang yang menghabiskan harinya di bar adalah mereka yang sudah tergolong sepuh, baik para lelaki maupun yang perempuan. Mereka tampak seperti kumpulan dengan sisa masa tua kesepian, terlempar dari hangat keluarga dan rumah yang tenang. Mungkin juga tipe orang-orang dengan masa lalu yang tidak pernah bisa didamaikan dengan diri sendiri. 

Ada veteran perang yang berusaha selalu tampil gagah. Ada ibu yang dibuang anaknya. Ada perempuan yang muak dengan kemunafikan orang-orang beragama. Mereka seperti kumpulan yang kalah tapi tetap ingin menikmati dunia. Orang-orang dengan masa tua yang nelangsa.

Mereka juga adalah daftar dari para pemabuk dan pemburu kesenangan tubuh. 

Para perempuan yang nongkrong di sini adalah kumpulan kecil PSK yang sepuh. Para perempuan itu, 4 di antaranya, adalah korban dari Honke. 

Mula-mula, mereka adalah teman kencan singkat Honke. Salah satu korbannya yang lolos, seorang ibu yang diacuhkan anaknya, bahkan berusaha mengambil hati Honke dengan membersihkan kamar sempit itu dan memasak. Honke bahkan ingin menikahi anaknya. Tapi gagal. 

Fritz Honka yang ringkih namun menyembunyikan sadisme ini bukan tidak memiliki keingin bertaubat. 

Ia pernah mencoba berhenti menenggak alkohol sesudah kecelakaan mobil. Ia melamar kerja di kantor yang baru. Ia ingin memulai hidup baru. Tapi, perjumpaannya dengan perempuan yang menjadi petugas kebersihan di kantornya yang baru membuat cintanya menyala. Cinta yang kemudian ditolak.

Honke kembali menjadi alkoholik dan pemangsa perempuan (paruh baya). Hidupnya kembali berpusat di "Golden Glove".

Artinya, kita terus mendapatkan penegasan jika pembunuh berantai ini Honke memiliki rasa sakit dengan asmaranya. Ia memang tidak dilukiskan berkali-kali mengalami patah hati atau penolakan dari lawan jenis yang seumuran. Namun obsesinya terhadap kesenangan tubuh tergambar begitu liar.

Dalam versi film, Honka tampil dalam wajah yang kurang simetris. Hidung besar dan bengkok, seperti pernah patah atau salah dioperasi. Badannya yang kurus membungkuk seperti udang. Matanya terlihat agak juling, giginya kuning karena keseringan terpapar asap rokok dan alkohol. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun