Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Queen of Katwe", Phiona Mutesi dan Catur sebagai Seni Melawan Ketidakmungkinan

2 April 2019   10:55 Diperbarui: 2 April 2019   22:01 1147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Phiona Mutesi (Madina Nalwanga) dan Harriet (Lupita Nyong'o) dalam film Queen of Katwe (2016) | Sumber gambar: IndieWire

Phiona Mutesi, anak perempuan yang tumbuh dalam lingkungan kumuh (Slums Area) di Katwe, Uganda. 

Sejak umur tiga tahun, ia sudah harus menjadi yatim. Ayahnya meninggal karena AIDS. Ibunya, Nakku Harriet harus menjadi penyangga daya tahan keluarga seorang diri. Karena kemiskinannya, umur 9 tahun Phiona harus keluar juga dari bangku sekolah. 

Bersama adik lelakinya, ia kini harus membantu ibunya berjualan jagung dan dari sibuk mendapatkan sedikit upah untuk menjaga kelangsungan konsumsi harian mereka yang minimalis. 

Seperti apakah hidup sehari-hari di Katwe? lingkungan ekonomi-kultural yang menjadi "lingkaran setan kemiskinan dan pemusnahan imajinasi masa depan"?

Tim Crothers, jurnalis yang pertama kali "menemukan Phiona", menulis seperti ini di laman The Guardian: 

Katwe (pronounced kah-tway), in the south of Uganda's sprawling, smoggy capital city of Kampala, emerged in the mid-20th century as a place for poor artisans, but developed into the city's most crime-ridden slum. It has scant sanitation and during the rainy season is regularly flooded with raw sewage, with residents sleeping on their roofs to avoid drowning. If you are born in Katwe, the chances are you will die in Katwe. It's estimated that 40% of teenage women in Katwe have children.  

[Katwe (diucapkan kah-tway), di selatan ibu kota Kampala, Uganda, yang penuh kabut asap, muncul pada pertengahan abad-20 sebagai tempat bagi pengrajin yang miskin, tetapi berkembang menjadi daerah kumuh yang paling penuh kejahatan di kota itu. Memiliki sanitasi yang minim dan selama musim hujan secara rutin dibanjiri limbah mentah, dengan penduduk tidur di atap untuk menghindari tenggelam. Jika Anda lahir di Katwe, kemungkinan Anda mati di Katwe. Diperkirakan 40% remaja perempuan di Katwe memiliki anak]

Jadi, sekilas yang boleh dibayangkan dari hidup Phiona adalah daftar korban selanjutnya. 

Tapi Phiona atau melalui didikan Harriet ibunya yang luar biasa itu, wajib mengalami "harus milik orang dewasa". Keharusan-keharusan domestik yang ditempuh dalam usia yang masih membutuhkan banyak bermain. 

Tapi, di Katwe, membayangkan hidup normal atau beruntung adalah sejenis utopianisme produk modernisasi yang timpang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun