Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jejak Gus Dur dalam "Perjumpaan Semalam" di Ciganjur

7 Desember 2018   08:51 Diperbarui: 7 Desember 2018   10:55 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gus Dur | Sumber: Getty Images

Singkat kata, sejauh ini, dalam segala macam keterbatasan, saya merasa sedikit memahami Gus Dur. Pemahaman yang dibentuk oleh kesimpulan yang, katakanlah, lebih condong "intelektual".

Tapi Gus Dur bukanlah sosok yang bisa disimpulkan dalam satu judul, bukan?

Anda yang membaca sepakbola, ada Gus Dur di sana. Anda yang membaca kritik budaya, ada jejak permenungan beliau di sana. Ada membicarakan gerakan sosial? Gus Dur terlibat di garda depannya, yang menegakkan demokrasi dan hak-hak sipil. Apalagi membicarakan narasi sejarah Islam dan perbandingan politik serta pemikirannya atau semesta pemikiran mengenai pluralisme agama-agama.

Gus Dur mengada dimana-mana.

***

Pada 27 September 2012, saya pergi ke Ciganjur, ikut menghadiri peringatan 1000 hari wafatnya Gus Dur. Menggunakan kemeja lengan panjang hitam dan celana blue jeans, saya berangkat.

Begitu tiba di lokasi acara, tampak sudah banyak jamaah yang hadir. Dari anak-anak, ibu-ibu hingga lelaki separuh baya. Belum lagi para pemuda. Acara ini diselenggarakan di areal pesantren milik Gus Dur.

Tenda besar dengan penutup warna putih dipersiapkan untuk menampung ribuan orang. Dan memang malam itu ribuan orang hadir.Saya jadi harus duduk agak jauh dari panggung utama. Backdrop besar yang terpampang tertulis Tahlil Akbar 1000 hari Gus Dur, didominasi oleh warna hijau serta merah dan putih.

Panggung utama diduduki oleh para kiai dan juga orang-orang yang dekat dengan Gus Dur. Kebanyakan mereka adalah tokoh-tokoh di lingkungan internal Nahdlatul Ulama. Prof. DR. Quraish Shihab yang mengisi Tausiyah selain KH Musthofa Bisri atau Gus Mus juga duduk di situ. Habib Syech Assegaf, yang memimpin shalawatan juga di situ.

Sejauh yang disebutkan oleh Gus Mus, ada banyak petinggi negara yang hadir seperti Prof. Mahfud MD (Ketua Mahkamah Konstitusi) dan juga Muhammad Nuh (Mendiknas). Selain itu juga hadir Ir. Akbar Tandjung, politisi senior Golkar dan tokoh HMI yang sangat dihormati.

Ada intelektual yang meneliti NU atau Gus Dur yang menyemparkan hadir, seperti Profesor Mitsuo Nakamura dari Jepang. Mungkin ada yang lain seperti Prof. Mitsuo, saya tidak bisa memeriksa satu per satu. Terlalu jauh dan belum tentu tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun