Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepasang Keheningan

23 April 2018   05:26 Diperbarui: 23 April 2018   05:41 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Liputan6.com

1
aku ingin merelakan ingatanku
di tubuh sebuah janji. namun ia telah
serupa pidato dengan kata-kata penuh kutuk
di saat kita merasa sedang menjadi manusia
   
ada perpustakaan yang selalu terbuka
pintunya di matamu. dulu. isinya sarat buku-buku
tentang rasa takut. ada pula komik
dengan tokoh yang selalu ragu-ragu,

ada puisi-puisi tentang kemenangan--setidaknya
menurutmu seperti itu. tapi yang kubaca justru
petualangan-petualangan patah harap
yang menyamarkan air matanya di dalam
hujan. puisi yang memuja hujan.

2
kau pernah mengajakku bertemu di halaman belakang.
mungkin di sini, bisa kubaca manusia
sebagai jalan terjal penemuan. perihal kebahagiaan

atau sekedar bebas dari ketakutan, atau hal-hal yang
membantuku berhati-hati membicarakan
janji denganmu.

sedang yang ku temukan hanyalah
bagaimana berbicara dengan diriku sendiri.

3
subuh ini, hujan kembali lagi
dan kita merasa lebih nyaman
diam. di dalam sepasang
keranda. 

sebagai keheningan yang selalu menolak diikrarkan.

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun