Mohon tunggu...
Tutik Kharisma
Tutik Kharisma Mohon Tunggu... Guru - Allahumma Sholli'ala Sayyidina Muhammad

Muslimah are part of the change

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tiga Kata Hati

12 Oktober 2020   07:55 Diperbarui: 12 Oktober 2020   14:02 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Campuran rasa yang mengendap dalam hati atau terekspresi dalam setiap langkah. Jika jarum jam tak mengenal lelah dan takkan mengeluh dalam berputar mengukur waktu. Manusia yang hakikatnya sebagai hamba dibekali hati untuk merasakan dan akal untuk berpikir karena keistimewaan inilah mampu menimbulkan fluktuasi rasa yang bergejolak terhadap setiap tindakan dan perubahan. Sebuah kata beragam makna yang terjemah dari setiap pikir manusia. Denganya permasalahan akan terpandang berbeda pada setiap empunya, bisa sebagai bahan frustasi, kecewa, tangis atau bahkan putus asa. Namun, ia juga bisa menjadi sebuah cambukan untuk introspeksi pada diri sendiri. Memandangnya sebagai sebuah proses yang harus disyukuri, berat memang! Bukankah sesuatu yang baik itu memang sulit? Namun, tanpa adanya sebuah permasalahan mungkin tak kan mampu mengucap syukur untuk sesuatu yang telah dimengerti dan atas apa yang telah terselesaikan. permasalahan itu juga mampu mendewasakan, mencoba menyelesaikan tanpa mencari pembenaran. Jika ada yang layak untuk disalahkan, mungkin  itu adalah diri sendiri.

Coba untuk menilik lagi, banyak hal yang tak disangka mampu berada di titik ini. Seperti tak mampu melalui ternyata kali ini sudah sekian kali menghadapinya, yang hampir sempat menyerah ternyata bisa terlewati bahkan kinia menjadi lebih kuat menghadapinnya. jika waktu bisa terulang lagi, ingin segera menyadari ketika semua berhak meninggalkan tapi ada yang tak pernah meninggalkan terus bersama dan menolong hambaNya sampai bertemu titik balik untuk apa sejatinya hidup itu?

Tentang seberapa yakin? Apakah yakin itu seperti saat Sayyidina Abu Bakar masuk dalam agama islam dan mempercayai Nabi Muhammad saw sebagai seorang Rosul Allah swt tanpa ragu ditengah-tengah kaum Quraisy dan pembesarnya meragukannya atau seseorang budak wanita tukang sisir rambut firaun yang tak ingin mengakuinya sebagai Tuhan. Karena kejamnya firaun dan keyakinan budak tersebut kepada Allah swt kemudian dia dimasukkan dalam air yang mendidih beserta anak-anaknya. InshaAllah, syurgalah balasan bagi orang-orang yang bertaqwa.

Sebuah kisah Sayyidah hajar bersama Nabi Ismail yang masih balita saat itu berada di Baitullah yang belum berpenghuni dan tidak ada air. Nabi Ibrahim meninggalkan sayyidah hajar dan putranya di Baitullah atas perintah Allah swt. Mengetahui hal tersebut adalah perintah Allah swt sayyidah hajar berkata “Allah swt tidak akan menelantarkan kami”, Sayyidah hajar melihat putranya meliuk-liuk kehausan dan bekal yang dibawapun telah habis. Karena tak tega dengan putranya, beliau lari berbolak-balik hingga tujuh kali dari bukit shafa ke bukit marwah untuk melihat dari atas bukit dengan harapan dapat menemui seseorang. Ketika sampai dibukit marwah sayyidah hajar mendengar suara dan tiba-tiba melihat malaikat menggali dengan tumitnya, ada yang mengatakan dengan sayapnya sampai nampaklah air. Sayyidah hajar menggali air dengan tangannya kemudian air itu semakin kuat memancar.

Hingga kini air tersebut dikenal sebagai air zam-zam dan berlarian dari bukit shafa ke marwah yang dilakukan sayyidah hajar kini dikenal dengan sa’i (usaha) salah satu rukun haji dan umroh bagi umat muslim seluruh dunia. Sayyidah hajar memiliki tawakkal (berserah diri) yang penuh kepada-Nya hingga dipilih sebagai hamba yang menjadi asbab mamancarnya air zam-zam dan sa’i sebagai rukun haji dan umrah.

Dan, dengan tekad hati melepas ragu. Allah swt benar adanya dzat yang maha kuasa karena itu penuhkan yakinmu terlepas dari usaha dan doa maksimalmu. Mengatakan dengan lapang dada dan penuh kesadaran,

“Terimakasih ya Allah, yakin bisa karena-Mu dan pertolongan-Mu hingga sampai dititik dimana aku mengerti Engkau berikan masalah atau cobaan hanya kepada hamba-Mu, tak lain pasti mampu untuk menopang dan ada hikmah dibaliknya, maaf jika belum menjadi sepenuhnya hamba yang baik dengan keluh yang masih mewarnai bibir dan batin dan tolong jangan palingkan perhatian-Mu terhadap hamba, karena sungguh kami lemah”.

Tulisanku adalah nasehat untukku,

Terinsriprasi dari buku “Karena wanita punya sejarah”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun