Mohon tunggu...
Ema Tusianti
Ema Tusianti Mohon Tunggu... Ilmuwan - I'am a statistician

Menulis untuk menjaga kewarasan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Operasi Bedah Karena IUD, Kok Bisa?

2 Februari 2021   09:22 Diperbarui: 2 Februari 2021   17:24 5795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika untuk mengambil sebuah IUD harus dilakukan dengan operasi sesar seperti mengambil bayi. Loh kok bisa? Hal ini benar-benar saya alami. Saya harus menjalani operasi "Laparotomy Eksplorasi" untuk pengambilan IUD yang tersangkut di dinding perut dan telah menyebabkan bisul bernanah alias infeksi.

IUD sejatinya terpasang di rahim, namun pada beberapa kasus IUD dapat terlepas dan bertranslokasi ke organ lain seperti yang saya alami.

Proses yang saya jalani untuk mendeteksi translokasi IUD cukup panjang dan tidak langsung diketahui. Hal ini diawali dengan pendarahan hebat di awal November 2020, yang selanjutnya diikuti flek yang berkepanjangan. Pada saat itu saya langsung berkonsultasi ke dokter kandungan (spesialis  obgyn) atas saran dokter umum di kantor tempat saya bekerja.

Pertama kali dokter obgyn menanyakan alat kontrasepsi yang digunakan, lalu saya diobservasi dengan USG biasa (di perut) dan USG transvaginal. Dengan alat tersebut posisi IUD tidak dapat dideteksi. 

Selanjutnya dokter melakukan observasi dengan speculum uterus (alat yang mirip cocor bebek dan menyakitkan), IUD juga tidak bisa ditemukan. Kemudian dokter meminta agar melakukan rontgen. Hasil rontgen menunjukkan IUD terlihat jelas di bagian perut kiri bawah namun dokter tidak bisa memastikan posisi yang sebenarnya karena hasil rontgen hanya mendeteksi lokasi secara kasar. Dari hasil pemeriksaan radiografi tertulis "Tampak bayangan opak (IUD) di rongga pelvis dengan gambaran T terbalik".

Setelah menjalani beberapa prosedur yang cukup panjang tersebut, akhirnya saya disarankan untuk operasi bedah perut. Kepala saya langsung pusing. Saya diberikan dua pilihan: operasi laparoskopi (sayatan kecil di perut) atau laparotomi (sayatan lebih panjang). Namun di RS tersebut fasilitas laporoskopi tidak tersedia. Sehingga saya memilih laparotomi, yang menurut dokter semacam operasi sesar.

Tanpa pikir panjang saya langsung merencanakan operasi di awal Desember. Namun apa daya di tanggal 5 Desember saya dinyatakan positif COVID-19. Akhirnya rencana tersebut ditunda.  Baru awal Januari saya bisa kontrol ulang ke dokter spesialis obgyn setelah hasil swab negatif. Dari situ kemudian saya menjadwalkan operasi.

Sebelum operasi, proses yang dilalui antaralain cek darah lengkap, test HBsAg (hepatitis), test swab PCR ulang karena saya masih diare (gejala COVID-19 yang masih saja saya alami), rekam jantung, dan cek lainnya sesuai standar prosedur operasi. 

Rangkaian test tersebut tidak semua tercover BPJS. Untuk operasinya sendiri, masih masuk dalam asuransi BPJS dengan diagnosa "Mechanical complication of intrauterine contraceptive device" (T83. 3). Setidaknya itulah yang tertulis dari  surat rujukan faskes tahap pertama BPJS saya.

Singkat kata, operasi saya jalani di 26 Januari 2021 dan IUD berhasil diambil dan diabadikan untuk kenang-kenangan. Keesokan harinya, dokter bercerita jika IUD saya menempel di dinding perut sebelah kiri bawah. Tempat menempelnya sudah bernanah dan menjadi semacam "bisul". Untuk itu saya diberikan berbagai jenis antibiotik.

Saya bersyukur karena translokasi IUD dapat saya ketahui sejak dini. Di sisi lain, penundaan operasi juga ternyata berdampak pada timbulnya infeksi yang sudah menjadi bisul. Terlepas dari itu semua, saya mendapat banyak pelajaran dan bisa berbagi kepada sesama perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun