Mohon tunggu...
Azis Turindra Prasetyo
Azis Turindra Prasetyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Fasilitator dan Staff HRD SAsi

Seorang yang gemar membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Maafkan Aku Bunda

15 Desember 2011   04:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:15 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Masih teringat dalam ingatanku 11 tahun yang lalu Engkau meninggalkan kami begitu cepat ketika kami masih membutuhkan belai kasihmu Padahal masih tergambar dalam ingatanku engkau siuman ketika dibawa ke rumah sakit Engkau memberi kami nasehat agar kami menjadi anak yang shaleh dan berbakti kepada orangtua Esoknya senyum sumringah ingin melihat engkau dirumah sakit terbayang paras ayumu yang selalu tersenyum sabar meladeni kami yang terkadang nakal Namun senyum kami berubah menjadi pucat pasi seperti melihat tragedi kemanusaiaan Dilorong rumah sakit berdiri orang-orang yang bermuka sayu bermuka sedih dan menangis Kami pun bingung, ada apa? ada apa? apa yang terjadi ? Kami pun diajak masuk keruang ICU bukan ruang pasien yang kemarin aku  kunjungi Kulihat Engkau yang sedang berjuang dan mungkin berdebat dengan malaikat orang-orang disekitarku tampak tak kuasa menahan air mata ketika kami masuk kami memegang tubuh ayu ibu kami aku memegang kaki nya, adikku memegang tangannya seolah memohon kepada Tuhan jangan Ambil Bunda Kami Namun takdir berbicara lain, dan Tuhan tahu jalan terbaik bagi Hamba-Nya ================================================================== Keheningan pecah Tangisan dari kami meraung-raung Seolah tidak terima dengan kenyataan yang terjadi Dokter bilang bunda tekena penyakit langka penyakit yang menyerang pada darahnya dokter bilang rhesus (-) sedangkan kami sebaliknya Kami pun bertekad ingin menjadi dokter agar tidak ada lagi orang sakit seperti bunda tetapi Maafkan aku bunda Karena sekarang aku tidak menjadi dokter maafkan aku bunda karena sekarang aku hanya sarjana pertanian maafkan aku bunda karena sekarang aku belum bisa membuat ayah bahagia maafkan aku bunda karena sekarang aku belum bisa menghajikan bunda maafkan aku bunda karena sekarang aku belum sukses Tetapi Terima Kasih bunda Engkau guru bahasa Indonesia Terbaikku Terima kasih bunda Kasih sayangmu selembut sutra Terima Kasih Bunda Karenamu aku bisa tegar dan tidak manja Terima kasih Bunda Engkau telah mengandungku Bunda jasamu sungguh tak mampu aku balas Engkau adalah pahlawanku Engkaulah yang memberi pelita ilmu dalam hidupku Bunda Maaf  hanya  doa-doa yang sekarang ini bisa kupanjatkan untuk  kebahagiaanmu Bunda aku tahu engkau pasti tersenyum melihat tulisanku dari Sana Bunda, Kami menyayangimu 09:40 Karawang http://www.youtube.com/watch?v=qAooQLjV3Tc

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun