Mohon tunggu...
Azis Turindra Prasetyo
Azis Turindra Prasetyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Fasilitator dan Staff HRD SAsi

Seorang yang gemar membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peran Masjid dalam Penanggulangan Bencana Banjir

24 Februari 2020   16:58 Diperbarui: 24 Februari 2020   17:07 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar sampah yang tertumpuk dipinggir jalan (Sumber gambar : google)

Banjir kembali melanda ibukota, selain curah hujan tinggi kenaikan permukaan air laut juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya banjir, hal ini seperti yang disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo yang dikutip dari CNN Indonesia

Faktor lainnya adalah masih banyak tempat pembuangan saluran air di kawasan Jabodetabek yang tersumbat, belum lagi tumpukan sampah yang berada di hilir sungai. Bahkan kepala BNPB mengatakan untuk lebih akuratnya bisa cari data 6 bulan kebelakang tentang banyak sungai di Jakarta dan Bekasi tersumbat sampah. 

Melihat fakta demikian suka atau tidak suka ibukota memang menjadi langganan banjir dan oleh sebab itu seperti pepatah bilang sedia payung sebelum hujan, ada banyak alternatif cara penanggulangan bencana banjir terutama mengggunkan peran masjid beserta jamaah masjid. Kenapa mengusulkan memberdayakan masjid, bukankah masjid sebagai tempat beribadah? marikita lihat data sebagai berikut : 

Menurut data tahun 2014 mengutip Jakarta.go.id, jumlah warga Jakarta yang memeluk agama Islam mencapai 8,34 juta jiwa atau 83 persen dari total populasi, yaitu 10 juta jiwa, dengan jumlah  masjid atau musala sebanyak 10,7 ribu. Adapun persebaran masjid/musholla terbanyak terdapat di Jakarta Timur (3,3 ribu) dan Jakarta Selatan (2,4 ribu). 

Melihat potensi diatas maka masjid beserta jamaah masjid bisa diberdayakan dalam upaya penanggulangan banjir termasuk evakuasi banjir. Yang kita kenal saat ini masjid sebagai tempat beribadah, mencari ilmu pengetahuan, pengelolaan zakat dan infak,qurban,  layanan kesehatan dan juga layanan ambulans dan proses pengurusan jenazah. 

Peran masjid bisa ditambah dan diberdayakan seperti adanya program penanggulangan banjir dan evakuasi yaitu melakukan pemberdayaan tentang pentingnya kebersihan (karena bagaian dari iman) kemudian juga tentang pembelian alat keselamatan dan evakauasi saat banjir, seperti perahu karet , lifejacket, tambang, dayung dan safety prosedur management. 

Ilustrasi pelatihan penggunaan perahu karet (sumber gambar : Dokumen Pribadi)
Ilustrasi pelatihan penggunaan perahu karet (sumber gambar : Dokumen Pribadi)
Bisa dibayangkan dari masjid akan ada relawan yang anggotanya terdiri dari DKM dan jamaah masjid yang tanggap dalam bencana, mampu mengetahui prosedur keselamatan, hingga operasional perahu karet dan actionnya. Jika ini terjadi maka kasus banjir bisa jadi minimal karena sudah muncul budaya sadar akan kebersihan, jika banjir terjadi maka minimal proses evakuasi tidak membutuhkan waktu lama, karena peralatan sudah tersedia dan warganya sudah siap tanggap bencana banjir. 

Ilustrasi evakuasi dengan teknik penyebrangan basah menggunakan tambang sebagai alat bantu dan life jaket (dok : pribadi)
Ilustrasi evakuasi dengan teknik penyebrangan basah menggunakan tambang sebagai alat bantu dan life jaket (dok : pribadi)
Tentunya ini adalah gagasan yang sangat baik, tinggal adanya komitmen terutama memelihara peralatan keselamatan yang menjadi tanggung jawab bersama, karena merawat life jacket, perahu karet dll itu membutuhkan ketelatenan, jika ada sistem ini maka masyarakat akan tanggap dan rasa gotong royong akan semakin kuat. Seperti prinsip pengelolaan masjid Jogokariyan yang saya kutip dari detik mengatakan rahasianya ada pada sebuah prinsip yang dipegang para pengurus masjid dan masyarakat sekitar. Pengurus masjid bukan sekedar mengurus masjid tapi juga melayani jamaah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun