Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Green Gold Movement: Hijaukan Bumi, Meng-EMAS-kan Indonesia

18 September 2025   21:58 Diperbarui: 18 September 2025   21:58 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Emas tak lekang waktu, seperti semangat Green Gold Movement yang hijaukan bumi dan kuatkan negeri. (Sumber: Dok. Pribadi/tupari)

Indonesia sedang menuju era emas 2045. Bonus demografi, digitalisasi, dan kesadaran akan keberlanjutan lingkungan menjadi faktor kunci untuk menjadikan negeri ini maju dan berdaya saing global. Namun, pertanyaan penting muncul: bagaimana cara sederhana, kolektif, dan berkelanjutan untuk menghubungkan kesejahteraan ekonomi dengan kepedulian lingkungan?

Jawabannya bisa kita temukan lewat gagasan Green Gold Movement. Sebuah gerakan yang tidak hanya bicara tentang menabung emas, tetapi juga bagaimana setiap tindakan ramah lingkungan bisa menjadi investasi berharga bagi masa depan.

Kata kunci Pegadaian mengEMASkan Indonesia tidak berhenti di jargon. Ia hidup dalam aksi nyata yang mendorong masyarakat kecil, komunitas lokal, hingga generasi muda untuk menjadikan emas sebagai jalan menuju kemandirian finansial dan kesejahteraan.

Emas Bukan Hanya Investasi, tapi Inspirasi

Selama berabad-abad, emas dikenal sebagai simbol kekayaan dan kestabilan. Dalam budaya Nusantara, emas dipakai bukan hanya sebagai perhiasan, tapi juga simbol keteguhan hati dan warisan lintas generasi. Nilainya yang relatif stabil membuat emas menjadi pilihan utama masyarakat ketika mencari instrumen penyimpanan yang aman.

Namun Pegadaian membawa emas ke level baru. Emas tidak lagi dipandang sebatas logam mulia, melainkan alat pemberdayaan masyarakat. Lewat produk Tabungan Emas, siapa pun kini bisa memiliki emas dengan modal sangat terjangkau, bahkan mulai dari Rp10.000. Di sinilah emas menjadi inspirasi: bukan hanya simpanan, tapi juga sarana membangun mimpi.

Mengakui Fondasi: The Gade Clean & Gold

Sebenarnya, Pegadaian bukanlah pemain baru dalam menyinergikan isu lingkungan dan literasi keuangan. Sejak 2018, Pegadaian telah meluncurkan program The Gade Clean & Gold, yaitu inisiatif konversi sampah menjadi tabungan emas. Program ini terbukti memberi dampak positif, karena masyarakat didorong memilah sampah, menyerahkannya ke bank sampah binaan, lalu menerima emas sebagai hasil jerih payahnya.

Data Lampungnewspaper (2024) menunjukkan, di wilayah Sumbagsel sudah ada 11 bank sampah binaan Pegadaian yang aktif mendukung edukasi lingkungan. Bahkan penelitian oleh Puspita, Nairobi, Hendrawaty, Komalasari, & Suningsih (2023) menegaskan bahwa model bank sampah Pegadaian tidak hanya berkontribusi pada kebersihan lingkungan, tetapi juga meningkatkan literasi keuangan melalui konversi sampah yang ditimbang, dinilai, lalu dikonversi dalam gram emas.

Sejalan dengan hal itu, penelitian Unila (2023) menunjukkan bahwa literasi keuangan yang dikombinasikan dengan insentif lingkungan membuat masyarakat lebih mudah berpartisipasi aktif, terutama generasi muda. Artinya, edukasi finansial yang terintegrasi dengan keberlanjutan terbukti efektif meningkatkan kepedulian masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun