Mohon tunggu...
K.R. Tumenggung Purbonagoro
K.R. Tumenggung Purbonagoro Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar

Pengamat dan Suka Menulis Twitter: twitter.com/purbonagoro

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemecatan Viani Limardi Bukti Kebencian PSI pada Anies

29 September 2021   12:45 Diperbarui: 29 September 2021   14:06 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Viani Limardi (https://repjabar.republika.co.id/)

Politik kebencian yang digaungkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak hanya merusak tatanan dan etika politik politik dalam sebuah negara demokrasi, namun juga membelenggu hak kader untuk mengekspresikan pendapat. PSI tak lebih partai partai otoriter yang gemar memproduksi provokasi dan ujaran kasar dalam berpolitik.

Pemecatan terhadap kader terbaiknya yang juga anggota DPRD DKI Jakarta Viani Limardi menjadi contoh bagaimana PSI tidak memberi ruang perbedaan bagi anggotanya.

Secara umum, seperti diberikan media, DPP PSI  memecat Viani karena sejumlah pelanggaran. Salah satunya adalah pelanggaran menggelembungkan laporan dana reses. Alasan lainnya, Viani disebut tidak mematuhi instruksi pemotongan gaji untuk membantu  penanganan Covid 19 ala PSI.

Dalam surat pemecatan yang beredar, PSI bukan hanya memecat Viani dari keanggotaan partai, namun juga menggusurnya dari kursi DPRD. DPP PSI ingin mengesankan pemecatan kadernya karena alasan yang heroik, untuk menunjukan ketegasan pada isu-isu yang digemari masyarakat.

Namun sesungguhnya tidaklah demikian. Ada kebohongan dan manipulasi isu di balik pemecatan Viani. Salah satunya karena Viani berani mengungkapkan fakta dan kebenaran tentang Gubernur Anies Baswedan.  Viani berani menolak politik pembusukan dan permusuhan yang digiring oleh Plt Ketum PSI Giring Ganesha. 

Terlebih serangan Giring kepada Gubernur Anies murni hanya ekspresi ketidaktahuannya dalam berpolitik karena baru beberapa hari masuk ke ranah politik dan tiba-tiba diserahi tanggung jawab memimpin partai. Ditambah cekokan hoaks dari buzzer-buzzer yang dipelihara dengan asupan kebencian.    

Sikap Giring tidak hanya menuai serang balik dari partai-partai lain yang risih dengan ucapannya yang jauh dari sosok politisi, namun juga membuat resah internal. Mereka yang bisa melihat realita dan fakta di lapangan seperti Viani.

Dengan berani Viani melawan arus pembodohan yang menghinggapi partainya. Beberapa kali Viani membuat postingan di akun media sosialnya yang memuji kinerja Gubernur Anies sesuai fakta yang ada di lapangan. Bahkan Viani berani menyerang balik buzzer-buzzer yang bermodal hoaks dan kebencian dalam menyerang Gubernur Anies.

Viani pun tampak membela Gubernur Anies ketika insiden dalam peninjauan vaksinasi menjadi bahan olok-olokkan buzzer.

"Jadi pesan saya, janganlah jadi tukang bully kayak zaman sekolah dulu! Berdebat dan kritik yang substansial. Selamat hari minggu semuanya. Selamat beribadah, Saya doakan pak Gubernur dan semua warga DKI Jakarta sehat dan aman. Besok kita kerja dan berjuang lagi. semangat!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun