Kepemimpinan Hebat Mas Menteri Nadiem:
Dagang Tuna Andum Bathi
Tukiman Tarunasayoga
Â
Gerak cepat-sigap-akurat Mas Menteri Nadiem mengambil langkah evaluasi (verifikasi?) ke dalam maupun ke luar terkait Program Organisasi Penggerak (POP) menunjukkan kualitas jempol model kepemimpinannya. Tiga fokus evaluasi (verifikasi)-nya dalam satu dua minggu ini ialah AKIP, meliputi (a) Akuntabilitas proses seleksi, (b) Kredibilitas dan Integritas Ormas terpilih, dan (c) Pelaksanaan program di masa pandemi.
Apa alasan saya mengacungkan jempol, atau di mana letak kehebatan kepemimpinannya? Boleh dikatakan hanya dalam hitungan jam, Mas Nadiem cepat-sigap-akurat melihat "gejolak pasar" dan segera mampu merumuskan sumber permasalahan gejolak itu, -AKIP sebagaimana tersebutkan di atas- , sementara itu Mas Nadiem bergeming dan tetap memastikan visi milenialnya, yaitu dagang tuna andum bathi (peribahasa Jawa).
Dagang tuna andum bathi, jika diterjemahkan lurus-lurus saja berbunyi: berjualannya  selalu merugi, tetapi (mengapa) ia dapat berbagi untung? Terjemahan lurus seperti itu, dipertegas lagi sebagai ajaran dan ajakan moral menjadi/lewat peribahasa, dan maknanya ialah tanam dan berbuat kebaikanlah lewat orang lain. Bahasa Jawanya, gawe kabecikan lantaran wong liya. Itulah makna paling substansial pendidikan dan kebudayaan kita, yaitu mengembangkan sikap ugahari (orang Inggris menyebutnya frugal, temperate); dan itu sangat tepat sebagaimana jika tangan kananmu memberi, jangan sampai tangan kirimu tahu.  Â
POP
AKIP sangat menarik untuk terus dicermati dan didukung karena, pertama, akuntabilitas proses seleksi memang sudah diupayakan sangat terbuka; meski begitu masih saja ada pihak-pihak yang bertanya-tanya mengapa yang lolos seleksi ormas B padahal ormas itu kan terhitung "kemarin sore?" Mengapa ormas yang kiprahnya sudah menggurita (dari sisi jumlah) tidak lolos?Â
Evaluasi (verifikasi) akuntabilitas proses seleksi saya sebut sebagai evaluasi ke dalam dengan fokus utama kinerja tim seleksi betul-betul sudah profesional atau masih harus ditingkatkan lagi. Resiko dari evaluasi akuntabilitas proses seleksi ini pastinya nanti akan muncul "daftar baru" terkait ormas mana lolos seleksi, dan bagi yang tidak lolos hendaknya legawa menerimanya.
Kedua, evaluasi (verifikasi) tentang kredibilitas dan integritas ormas terpilih saya sebut evaluasi ke luar, dan resiko yang nanti mungkin terjadi, misalnya ormas H memang terpilih, tetapi harap benar-benar mengembangkan keugaharian dagang tuna andum bathi tadi. Skenario "Mendukung POP dengan dana Mandiri" bagi sejumlah ormas rasanya sangat kuatlah nuansa dan ajakan kementerian pendidikan dan kebudayaan menerapkan dagang tuna andum bathi ini.Â