Mohon tunggu...
Suryana Agus
Suryana Agus Mohon Tunggu... wiraswasta -

Berjuang Tanpa Batas. Untuk berinteraksi lebih lanjut silakan berkunjung ke http://tukangseblak.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Setahun Sudah Motor Yamaha Disita

30 Januari 2015   14:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:06 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14226645882097452715

“Ayah, motor ayah dibawa “Bapak S”. Kok, ga dibalikin sih! Kasian, pulang sekolah Ateu jalan kaki.” ujar anak bungsu tukang seblak yang berumur 4 tahun 6 bulan. Saat itu tukang seblak baru sampai di rumah seusai berjualan seblak sekitar pukul 20.30 wib.

Tukang seblak sontak tersentak! Benar-benar kaget mendengar celotehan anak bungsunya. Tak menyangka anak sekecil itu mengungkapkan hal yang sangat fenomenal yang terjadi pada hari Rabu tanggal 3 Desember 2014.

Tak menyangka “ingatan” anaknya sangat kuat. Daya ingat yang menguak luka lama, luka rabu kelabu.

Begini ceritanya...

Pada hari Rabu tanggal 3 Desember 2014 sekitar jam 3 sore tukang seblak ditelepon oleh Wakil Perusahaan yang menanyakan apa jawaban dari surat pernyataan di atas materai yang dibuat pada tanggal 2 Desember 2014.

Tukang seblak menjawab akan bertanggung jawab dan mengakui utang kepada perusahaan dan akan membayar dengan cara dicicil. Wakil Perusahaan rupanya agak emosi dan menghentikan pembicaraan melalui telepon dan mengatakan nanti kita ketemu saja!

Sebelum teleponnya ditutup, tukang seblak menanyakan kapan waktunya dan dimana tempatnya? Jawaban Wakil Perusahaan singkat, nanti ditelepon lagi!

Kurang lebih pukul 19.00 wib ketika tukang seblak dalam perjalanan pulang berjualan, tukang seblak ditelepon oleh anaknya menginformasikan bahwa ada tamu di rumah. Sesampainya di rumah ternyata sudah ada 3 (tiga) orang tamu berambut cepak (istilah "rambut cepak" belum tentu aparat militer atau tentara, bisa juga atlet olahraga, artis, petugas keamanan dan atau orang yang mengaku-ngaku sebagai aparat militer atau tentara).

Singkat cerita dengan cara halus mereka meneror, mengintimidasi, menekan, menakut-nakuti, menggertak dan mengancam akan memenjarakan, sehingga akan kena hukum perdata dan pidana serta kalau ditahan akan mengeluarkan uang tebusan daripada untuk nebus lebih baik buat bayar utang!

Bahkan dengan congkaknya Wakil Perusahaan memfoto/memotet tukang seblak, istri tukang seblak, dan dua anak perempuan tukang seblak menggunakan telefon genggamnya dengan “flash” menyala yang sangat menyilaukan mata dan sangat mengagetkan.

Padahal sebelumnya, tukang seblak sudah memberitahukan bahwa istrinya didiagnosa oleh dokter Sanjaya menderita pembengkakan jantung. Hal ini dibuktikan dengan memperlihatkan dan menyerahkan hasil rontgen yang dikeluarkan oleh instalasi radiologi dan hasil EKG yang telah dilakukan di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung Jalan Cibadak No. 214 Bandung pada hari Rabu tanggal 12 Nopember 2014.

Namun dengan angkuhnya Wakil Perusahaan bersikukuh tetap melaksanakan tugasnya sebagai Wakil PT XYZ untuk menagih utang pada malam hari (di luar jam “kepatutan dan kepantasan berkunjung"). Hingga akhirnya tukang seblak diarahkan untuk membuat surat pernyataan di atas materai yang isinya akan mencicil sejumlah uang pada tanggal 31 Desember 2014.

Rupanya belum cukup dengan surat pernyataan, Wakil Perusahaan mulai membicarakan “sita aset” yaitu tiga motor yang ada di rumah akan dibawa ke Cimahi. Tukang seblak menyampaikan bahwa sepeda motor Honda Beat dipakai berjualan seblak, sepeda motor Honda Vario dipakai anak sulung tukang seblak mengantar kue pesanan dan anak-anak sekolah di PAUD sedangkan sepeda motor Yamaha Jupiter MX dipakai anak kedua tukang seblak ke sekolah di MAN.

Tukang seblak pun berargumen kalau menyita sepeda motor Honda Beat yang biasa dipakai berjualan seblak berarti mematikan mata pencahariannya. Begitu pula jika menyita sepeda motor Honda Vario berarti anak sulungnya tidak bisa mengantar pesanan kue dan mengantar anak-anak ke sekolah. Apalagi kalau menyita sepeda motor Yamaha Jupiter MX berarti menghambat anak keduanya yang bersekolah di MAN kelas 3 yang sebentar lagi akan ujian.

Ketiga orang berambut cepak ngotot untuk tetap menyita aset dengan alasan sebagai bentuk komitmen Bapak kepada perusahaan. Ketiga orang berambut cepak dengan koordinasi yang solid terus meneror, mengintimidasi, menekan, menakut-nakuti, menggertak dan mengancam akan memenjarakan, sehingga akan kena hukum perdata dan pidana serta kalau ditahan akan mengeluarkan uang tebusan daripada untuk nebus lebih baik buat bayar utang.

Berikut ini sebagian kecil perkataan dan atau pernyataan ketiga orang berambut cepak, “ga enak sama tetangga didatangi orang yang badannya gede-gede, cepak-cepak...”, “saya kan orang Cimahi, bisa tongkrongin terus...”, “ Bapak double handle loh perdata dan pidana...”, “Apakah Ibu tahu uang 1 milyar itu sebanyak apa?”

Akhirnya tukang seblak memilih “mengalah” dengan terpaksa menyerahkan sepeda motor Yamaha MX berikut BPKB, STNK dan KTP atas nama Hendri Ferdiansyah (almarhum) dengan alasan “keselamatan jiwa” istrinya yang didiagnosa oleh dokter Sanjaya menderita pembengkakan jantung. Bagi tukang seblak lebih baik sepeda motor Yamaha Jupiter MX disita oleh ketiga orang berambut cepak yang diakuinya sebagai “sita aset” daripada kehilangan nyawa istrinya!

Ya, Hendri Ferdiansyah adik istri tukang seblak memang telah meninggal dunia yang menurut keterangan dokter di Rumah Sakit Mitra Plumbon karena serangan jantung. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiuun.

Sebelum motor dikeluarkan dari rumah, tukang seblak minta tanda terima. Tapi Wakil Perusahaan mengatakan, “Masa tidak percaya sama kita. Tidak akan hilang itu jaminan kita. Bapak itu kan “S” di Cimahi”.

Sekali lagi dengan pertimbangan “keselamatan jiwa” istrinya yang didiagnosa oleh dokter Sanjaya menderita pembengkakan jantung. Tukang seblak pun kembali mengalah dengan tidak “ngotot” minta tanda terima. Tapi dalam surat pernyataan di atas materai yang ditandatangani oleh tukang seblak dituliskan bahwa “menyerahkan sepeda motor Yamaha Jupiter MX sebagai itikad baik”.

Pada saat motor dikeluarkan oleh anak kedua tukang seblak. Salah seorang dari dua orang berambut cepak mengatakan, “Pelan-pelan De, ga enak nanti ketahuan tetangga.” Begitu pula dengan Wakil Perusahaan yang mengatakan, “tetangga akan tahu dan bertanya-tanya kalau Bapak didatangi oleh tiga orang berambut cepak malam – malam, nanti Bapak malu!”

Selanjutnya, sekitar pukul 21.30 wib Wakil Perusahaan bersama salah seorang dari “dua orang berambut cepak”  naik mobil berwarna hitam berpelat nomor B. Sedangkan "Bapak S" menuntun motor Yamaha Jupiter MX pada malam hari lalu menyalakan motor Yamaha Jupiter MX kemudian mengendarainya ke arah utara.

Hari ini adalah Jumat tanggal 30 Januari 2015, berarti...

·Setahun sudah motor Yamaha Jupiter MX tukang seblak disita, dari tahun 2014 sampai tahun 2015.

·Sebulan sudah motor Yamaha Jupiter MX tukang seblak disita, dari bulan Desember 2014 sampai bulan Januari 2015.

·59 (limapuluh sembilan) hari sudah motor Yamaha Jupiter MX tukang seblak disita, dari tanggal 3 Desember 2014 sampai 30 Januari 2015.

Lalu, apa yang harus dilakukan oleh tukang seblak?

Catatan: “seblak” adalah makanan olahan dari Bandung

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun