Pertanyaan anak-anak mungkin tidak begitu berarti, misalnya ketika Sam bertanya mengapa kupu-kupu mati, alih-alih menjawab ‘semua mahluk hidup pasti akan mati’, ada baiknya sebagai orang tua menjawab alasan mengapa kupu-kupu itu mati, seperti karena kupu-kupu tersebut berada diruang yang terlalu sempit (di dalam toples), dan terlalu banyak kupu-kupu diruang tersebut (toples), maka mereka kehabisan oksigen, dan lain sebagainya.
Kasus diatas memang bukan terjadi di Indonesia, namun kasus diatas mencerminkan pola pengasuhan dan interaksi orang tua terhadap anak yang butuh penyesuaian. Saat anak-anak kritis terhadap sesuatu, kita menghawatirkan hal yang lain sehingga kita tidak menceritakan hal yang sebenarnya sebagaimana mestinya, dan ternyata ini menimbulkan dampak yang serius terhadap anak-anak.