Mohon tunggu...
Gian Darma
Gian Darma Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

seorang yang suka seni dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merah Putih di Ruang Maya

14 Agustus 2018   17:27 Diperbarui: 14 Agustus 2018   19:36 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agustus identik dengan hari kemerdekaan Indonesia yang jatuh tgl 17 Agustus, bendera merah putih dan nilai-nilai kebangsaan sebagai warga Indonesia. Terlebih lagi hari Pramuka juga jatuh di bulan yang sama tepatnya 15 Agustus. Seragam Pramuka adalah coklat-coklat dengan setangan leher yang senada dengan bendera kita : Merah Putih.

Pernahkah kita berfikir tentang bendera Merah Putih di luar bulan Agustus ?

Mungkin tidak pernah. Kita terlalu disibukkan dengan beragam aktivitas yang selalu menanti kita.  Terlebih gadget selalu ada di tangan dengan berbagai konten hiburan; mulai dari game, film sampai pada konten-konten lucu dan serius. Di gadget, kita juga akrab dengan grup-grup yang menawarkan lagu-lagu nostalgia, cerita-cerita lucu atau resep-resep praktis yang bisa dicoba oleh ibu-ibu millennial.

Jangankan rasa kebangsaan , merah putih terasa jauh. Apalagi saat menghadapi berita-berita plintiran yang gampang sekali diterima bahkan yang tidak masuk akal sekalipun. Publik lebih menyukai hall-hal yang bersifat instan dibanding dengan konten yang harus 'dikunyah' terlebih dahulu.

Fenomena  politik misalnya.  Fenomena lima tahunan yang bernama Pilkada , Pilpres dan Pileg kerap bersentuhan denga apa yang dinamakan fake news, berita hoax dan semacamnya. Berita yang tidak menggambarkan situasi sebenarnya, penuh rekayasa dan plintiran yang seringkali kerap dilempar di grup-grup WA, di sosmed dan di berita online. Terusterang  berita-berita itu tanpa verifikasi kebenarannya.

Kondisi itu diperparah dengan media massa mainstream (termasuk online ) yang sering menyuguhkan berita yang diambil dari sosial media tanpa verifikasi. Padahal media massa era digital sampai saat ini masih menjadi acuan bagi banyak pihak atas kebenaran sebuah data. Mereka memang  dihadapkan pada pilihan sulit : Cepat tapi tidak akurat, dan lambat serta lengkap tapi akurasi terjaga. 

Secara ideal hal yang dibutuhkan masyarakat pada masa kini adalah : Akurat dan lengkap serta cepat. Kecepatan menjadi kunci persaingan media untuk menggaet pembaca. Tapi situasi ini masih sulit bisa dicapai, meski beberapa media berupaya untuk itu.

Akibatnya adalah : media dan produksi turunannya (sosial media) memproduksi konten-konten yang tak layak di ruang maya. Penuh dengan fake news dan hoax. Begitu juga ujaran-ujaran kebencian menyertai fenomena ini, dengan mengesampingkan konteks kebangsaan dan keindonesiaan kita sebagai bangsa. Kaum millenial banyak menelan sampah informasi. Lama-kelamaan ini bisa menyebabkan dis-integrasi bangsa.

Lalu apa kaitannya dengan Merah Putih ?

Menurut proklamator Soekarno, Merah Putih di Nusantara sudah ada sejak 6 abad lalu. Kita tahu merah perlambang keberanian dan putih perlambang kecusian. Ini adalah makna fisolosofis kebangsaan Indonesia. Sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa merah adalah kebangsaan Indoensia itu sendiri.

Apa yang harus kita upayakan dengan Merah Putih atau kebangsaan dengan kondisi sekarang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun