Harga rumah naik terus, gaji segitu-gitu aja. Jadi, apa kabar impian punya rumah?
--- Obrolan receh, tapi nyata, dari banyak milenial dan pasangan muda di kota besar.
Rumah: Mimpi Sederhana yang Terasa Sulit
Kita duduk di kafe yang terang dan wangi, menyesap kopi seharga 30 ribu sambil scroll iklan rumah subsidi yang letaknya dua jam dari tempat kerja. Di sela percakapan tentang target kerja dan urusan pernikahan, muncul satu tanya yang kian hari terasa getir:
"Apa kita benar-benar bisa punya rumah sendiri?"
Bagi generasi ini, impian memiliki rumah adalah sesuatu yang sederhana namun terasa makin menjauh. Kita menyebutnya impian. Tapi lama-lama, ia terdengar seperti mitos.
Harga Naik, Harapan Menipis
Menurut data Bank Indonesia, harga rumah tumbuh sekitar 1,89% (year-on-year) pada kuartal awal 2024. Sementara itu, pertumbuhan gaji riil pekerja muda stagnan---jika tidak menurun karena inflasi dan gaya hidup kota.
Di Jakarta dan kota besar lainnya, harga rumah tipe 36 bisa mencapai Rp700 juta hingga Rp1 miliar. Bahkan rumah subsidi pun kini berada di pinggiran atau daerah satelit, dengan akses transportasi dan fasilitas publik yang belum merata.
Tapi Kenapa Masih Kami Impikan?