Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Andai Tegas dari Awal, Anies Tidak Perlu Pecat Bawahannya

28 November 2020   20:18 Diperbarui: 28 November 2020   20:26 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan | Tribunnews.com

Korban ketidaktegasan dalam arti, Bayu dan Andono agaknya melihat dan meniru sikap Anies yang tampak "toleran" kepada Rizieq dan kelompoknya. Akhirnya mereka ragu. Mau tegas, tapi tindakan Anies selaku atasan tidak mendukung.

Bagaimana mungkin Bayu, Andono, dan pejabat lain ingin tegas, sedangkan Anies justru pergi ke Petamburan untuk bertemu Rizieq? Bukankah hal itu menjadi titik awal dari keraguan para pejabat Pemprov DKI Jakarta dalam bertindak?

Dalam aturan PSBB masa transisi jelas dilarang yang namanya berpergian untuk hal-hal yang tidak penting. Pertanyaannya, pentingkah Anies melawat Rizieq? Tidakkah Anies sadar kalau Rizieq baru datang dari Arab Saudi, yang sedianya harus menjalani karantina?

Akibatnya apa? Para pejabat Pemprov DKI Jakarta menjadi ragu dan serba salah. Lalu, akibat lainnya adalah, kelompok penyanjung Rizieq menjadi semakin yakin bahwa rangkaian acara yang mereka rencanakan mustahil dilarang. Mereka merasa didukung atas lawatan Anies.

Maka dari itu, peristiwa kerumunan di DKI Jakarta belakangan ini dan "musibah" yang menimpa Bayu dan Andono, sudah sepantasnya para kepala daerah menjadikannya sebagai bahan permenungan.

Menjadi pemimpin atau atasan tidaklah mudah, bukan sekadar bicara. Apa yang dipikirkan dan diputuskan harus terwujud dalam tindak-tanduk nyata. Jangan apa yang dikatakan berbeda dengan yang dilakukan.

Pemimpin adalah contoh bagi para bawahan. Jika pemimpin lemah, lembek, dan tidak konsisten pada aturan, maka jangan kaget ketika para bawahan ragu dan kemudian memilih untuk mengikuti hal yang sama.

*** 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun