Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ternyata Pak Surya Paloh Masih Sayang dengan Bu Megawati

11 November 2019   23:39 Diperbarui: 12 November 2019   00:36 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah melaksanakan kongres ke-2 selama beberapa hari sejak Jumat, 8 November 2019, pada Senin malam (11 November 2019) Partai NasDem menutup seluruh rangkaian kegiatan dengan acara pemeriahan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-8, di lokasi yang sama yakni di Jakarta International Expo (JI Expo) Kemayoran, Jakarta.

Acara turut dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Presiden ke-5 sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, beberapa pimpinan (ketua umum) partai politik, pimpinan MPR, DPR dan DPD, perwakilan negara-negara sahabat, dan para undangan lainnya.

Kalau di pembukaan kongres pihak eksternal yang diberi kesempatan menyampaikan sambutan adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, pada HUT ke-8 NasDem sekaligus penutupan kongres yang memberi sambutan yakni Presiden Joko Widodo.

Namun sebelum Presiden Jokowi naik ke podium, sambutan terlebih dahulu disampaikan oleh Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh. Dalam sambutannya, Surya mengucapkan terima kasih atas kehadiran para undangan, khususnya Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Pada kesempatan yang sama, Surya mengungkap salah satu hasil kongres yakni terkait penunjukkan dirinya sebagai ketua umum untuk beberapa tahun mendatang. Surya ditunjuk secara aklamasi.

Tidak hanya itu, Surya juga mengatakan bahwa mayoritas kader memintanya mempersiapkan diri menjadi calon presiden di Pilpres 2024. Akan tetapi Surya mengaku menolak, menurutnya kesempatan itu lebih baik diserahkan kepada generasi potensial.

Mengenai penjaringan bakal capres, Surya berharap dilakukan melalui mekanisme konvensi. Artinya siapa pun berhak dijaring asalkan memenuhi keinginan mayoritas rakyat Indonesia. Bukan cuma kader NasDem, kader parpol lain pun bisa, termasuk juga mereka yang belum jadi kader parpol mana pun.

Oleh karena itu, Surya meminta safari politik yang belakangan dilakukannya terhadap parpol oposisi (misalnya PKS) tidak dimaknai aneh-aneh, apalagi dihubung-hubungkan dengan relasi partainya di koalisi Kabinet Indonesia Maju.

Surya menegaskan partainya konsisten berada di kabinet dan mendukung penuh kepemimpinan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. "Rangkulan" dengan Presiden PKS Sohibul Iman pun sebatas wujud aksi persahabatan, bukan karena NasDem mau keluar dari kabinet dan membentuk poros oposisi baru.

Lalu soal kedekatannya dengan Anies, Surya menepis bahwa ada hubungannya dengan persiapan Pilpres 2024. Bagi Surya, tidak ada "tiket khusus" untuk Anies, karena belum tentu akan diusung.

"Jadi kalau ada yang menyatakan berpihak pada si Bung Anies, ah salah itu. Berpihak pada Ridwan Kamil, apalagi salah juga itu. Khofifah, ah belum tentu. Kader dari partai internal Partai NasDem, apalagi belum tentu lagi. Jadi siapa? Ya, kita cari bersama," kata Surya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun