Sejak kemarin pagi (Senin, 21 Oktober 2019), Presiden Joko Widodo sudah mulai memanggil beberapa orang ke istana untuk diwawancarai secara singkat sebagai calon menteri (bisa juga calon wakil menteri) di kabinet pemerintahannya di periode 2019-2024.
Saya tidak perlu menguraikan siapa saja yang datang menghadap presiden, karena publik (maksudnya pembaca) tentu sudah tahu, terutama yang aktif mengikuti perkembangan politik terbaru. Saya hanya tertarik menyinggung nama-nama yang sempat saya prediksi masuk kabinet dan nyata sudah dipanggil ke istana.
Orang pertama yang bertemu presiden adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD. Khusus beliau, saya tidak begitu kaget karena memang sudah cukup lama saya berharap beliau masuk kabinet, dengan berbagai alasan atau pertimbangan versi saya.
Berikut artikel yang saya tulis pada 6 Juli 2019: "Mahfud MD Mestinya Masuk Kabinet Jokowi, Ini Alasannya". Artinya, prediksi sekaligus harapan saya lebih dari tiga bulan yang lalu itu akhirnya tergenapi. Mahfud MD sudah pasti dilantik sebagai salah seorang menteri Jokowi-Ma'ruf Amin.
Nama lain yang belum lama saya tulis adalah Edhy Prabowo, yang juga terbukti dipanggil oleh presiden. Ini artikelnya: "Mengenal Edhy Prabowo, 'Anak Angkat' Prabowo Subianto dan Calon Menteri Jokowi". Siapa sosok Edhy dan pos kementerian apa yang bakal diberikan kepadanya, sila baca di artikel tersebut.
Sebelumnya saya juga pernah menulis tentang Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto yang kemungkinan diundang presiden ke istana. Saya menduga beliau akan menolak undangan, dengan berbagai uraian alasan, yang mestinya Prabowo pertimbangkan.Â
Sila baca "Mustahil Prabowo Jadi Menteri Jokowi, Ini Alasannya". Akan tetapi dugaan saya meleset, ternyata Prabowo turut hadir di istana bersama Edhy Prabowo. Menurut pengakuan Prabowo, dirinya diminta jadi menteri yang membidangi pertahanan. Baca artikel kompas.com ini.
Untuk nama-nama berikutnya yang pernah saya tulis, mari kita tunggu sampai nanti malam. Semoga presiden menikmati wawancara dan memperoleh informasi jelas tentang para calon menterinya.
Prabowo sudah pasti masuk kabinet, beliau sudah mengakui terbuka ke publik. Pertanyaannya adalah, apakah Prabowo akan diberi keleluasaan oleh presiden untuk menjabat sebagai menteri sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra?
Apakah Prabowo dalam waktu dekat segera mengundurkan diri sebagai pimpinan partai politik, di mana sesuai janjinya akan "habis-habisan" membantu presiden menunaikan program-program pemerintahan? Sementara saya tidak mau menyinggung partai lain yang ketua umumnya juga ikut dipanggil presiden ke istana.Â
Menurut saya, harusnya Prabowo mengundurkan diri. Sebab, mustahil dirinya bisa maksimal bekerja sebagai menteri jika pikiran, tenaga dan waktunya masih tersita untuk mengurus partai.Â
Publik tahu bahwa, selain sebagai ketua umum, Prabowo juga saat ini sedang menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. Jabatan ketua dewan pembina mungkin masih bisa disandang Prabowo, tapi tidak dengan ketua umum.
Jika pada akhirnya Prabowo betul mundur dari jabatan ketua umum, maka posisi tersebut tampaknya akan diambil alih oleh Fadli Zon. Alasan mengapa Fadli Zon lebih berpotensi menduduki kursi ketua umum, antara lain sempat dijanjikan "tugas khusus" sehingga tidak direkomendasikan lagi jadi pimpinan DPR/MPR.
'Ramalan' saya, "tugas khusus" Fadli Zon itu adalah menjadi ketua umum, pengganti Prabowo. Memperkuat 'ramalan' saya, di antara sekian wakil ketua umum (tepatnya empat belas), yang paling populer yakni Fadli Zon (Wakil Ketua Umum Bidang Politik Dalam Negeri dan Pemerintahan).
Selain itu, dari struktur organisasi, Fadli Zon menempati posisi wakil ketua umum nomor satu di partai. Maka, sekali lagi, jika Prabowo betul mengundurkan diri, posisi ketua umum partai cukup logis diberikan kepada Fadli Zon.
***