Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo Jadi Menteri, Fadli Zon Bakal Jadi Ketua Umum Gerindra?

22 Oktober 2019   03:17 Diperbarui: 22 Oktober 2019   04:00 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon | Gambar: KOMPAS.com

Sejak kemarin pagi (Senin, 21 Oktober 2019), Presiden Joko Widodo sudah mulai memanggil beberapa orang ke istana untuk diwawancarai secara singkat sebagai calon menteri (bisa juga calon wakil menteri) di kabinet pemerintahannya di periode 2019-2024.

Saya tidak perlu menguraikan siapa saja yang datang menghadap presiden, karena publik (maksudnya pembaca) tentu sudah tahu, terutama yang aktif mengikuti perkembangan politik terbaru. Saya hanya tertarik menyinggung nama-nama yang sempat saya prediksi masuk kabinet dan nyata sudah dipanggil ke istana.

Orang pertama yang bertemu presiden adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD. Khusus beliau, saya tidak begitu kaget karena memang sudah cukup lama saya berharap beliau masuk kabinet, dengan berbagai alasan atau pertimbangan versi saya.

Berikut artikel yang saya tulis pada 6 Juli 2019: "Mahfud MD Mestinya Masuk Kabinet Jokowi, Ini Alasannya". Artinya, prediksi sekaligus harapan saya lebih dari tiga bulan yang lalu itu akhirnya tergenapi. Mahfud MD sudah pasti dilantik sebagai salah seorang menteri Jokowi-Ma'ruf Amin.

Nama lain yang belum lama saya tulis adalah Edhy Prabowo, yang juga terbukti dipanggil oleh presiden. Ini artikelnya: "Mengenal Edhy Prabowo, 'Anak Angkat' Prabowo Subianto dan Calon Menteri Jokowi". Siapa sosok Edhy dan pos kementerian apa yang bakal diberikan kepadanya, sila baca di artikel tersebut.

Sebelumnya saya juga pernah menulis tentang Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto yang kemungkinan diundang presiden ke istana. Saya menduga beliau akan menolak undangan, dengan berbagai uraian alasan, yang mestinya Prabowo pertimbangkan. 

Sila baca "Mustahil Prabowo Jadi Menteri Jokowi, Ini Alasannya". Akan tetapi dugaan saya meleset, ternyata Prabowo turut hadir di istana bersama Edhy Prabowo. Menurut pengakuan Prabowo, dirinya diminta jadi menteri yang membidangi pertahanan. Baca artikel kompas.com ini.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto turut hadir di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (21/10/2019). Ia datang bersama Waki Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo. Keduanya kompak mengenakan kemeja putih lengan panjang KOMPAS.com/ Ihsanuddin
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto turut hadir di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (21/10/2019). Ia datang bersama Waki Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo. Keduanya kompak mengenakan kemeja putih lengan panjang KOMPAS.com/ Ihsanuddin
Ada yang merasa kaget dan kecewa? Atau sebaliknya cukup puas dan senang? Sila nikmati segala macam perasaan itu. Yang jelas, penyusunan kabinet merupakan hak prerogatif presiden yang tidak boleh ditolak oleh siapa pun, termasuk saya.

Untuk nama-nama berikutnya yang pernah saya tulis, mari kita tunggu sampai nanti malam. Semoga presiden menikmati wawancara dan memperoleh informasi jelas tentang para calon menterinya.

Prabowo sudah pasti masuk kabinet, beliau sudah mengakui terbuka ke publik. Pertanyaannya adalah, apakah Prabowo akan diberi keleluasaan oleh presiden untuk menjabat sebagai menteri sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra?

Apakah Prabowo dalam waktu dekat segera mengundurkan diri sebagai pimpinan partai politik, di mana sesuai janjinya akan "habis-habisan" membantu presiden menunaikan program-program pemerintahan? Sementara saya tidak mau menyinggung partai lain yang ketua umumnya juga ikut dipanggil presiden ke istana. 

Menurut saya, harusnya Prabowo mengundurkan diri. Sebab, mustahil dirinya bisa maksimal bekerja sebagai menteri jika pikiran, tenaga dan waktunya masih tersita untuk mengurus partai. 

Publik tahu bahwa, selain sebagai ketua umum, Prabowo juga saat ini sedang menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. Jabatan ketua dewan pembina mungkin masih bisa disandang Prabowo, tapi tidak dengan ketua umum.

Jika pada akhirnya Prabowo betul mundur dari jabatan ketua umum, maka posisi tersebut tampaknya akan diambil alih oleh Fadli Zon. Alasan mengapa Fadli Zon lebih berpotensi menduduki kursi ketua umum, antara lain sempat dijanjikan "tugas khusus" sehingga tidak direkomendasikan lagi jadi pimpinan DPR/MPR.

'Ramalan' saya, "tugas khusus" Fadli Zon itu adalah menjadi ketua umum, pengganti Prabowo. Memperkuat 'ramalan' saya, di antara sekian wakil ketua umum (tepatnya empat belas), yang paling populer yakni Fadli Zon (Wakil Ketua Umum Bidang Politik Dalam Negeri dan Pemerintahan).

Selain itu, dari struktur organisasi, Fadli Zon menempati posisi wakil ketua umum nomor satu di partai. Maka, sekali lagi, jika Prabowo betul mengundurkan diri, posisi ketua umum partai cukup logis diberikan kepada Fadli Zon.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun