Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Singkat Aisyah, Salah Seorang Pembawa Baki Bendera pada HUT ke-74 RI

18 Agustus 2019   15:05 Diperbarui: 18 Agustus 2019   15:11 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aisyah Rahmawati, Paskibraka Nasional 2019 dari Bengkulu yang terpilih sebagai Pembawa Baki Penurunan Bendera HUT ke-74 RI | Sumber Foto: Liputan6.com/ Aditya Eka Prawira

Upacara perayaan hari ulang tahun (HUT) kemerdekaan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang ke-74 telah selesai dilaksanakan kemarin, Sabtu, 17 Agustus 2019. 

Upacara tersebut tidak hanya diselenggarakan di tingkat pusat atau nasional, melainkan juga di tingkat daerah (provinsi, kabupaten, kota madya, kecamatan, kelurahan, desa, dusun, RW dan RT).

Khusus upacara di tingkat pusat atau nasional cukup menarik karena selain disorot media televisi dan dihadiri oleh para pejabat tinggi, yang menjadi inspektur upacaranya adalah presiden. 

Selain itu, hal menarik lainnya yaitu keberadaan para petugas upacara yang dinamakan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional yang berjumlah 68 orang dan merupakan utusan terbaik dari 34 provinsi di Indonesia.

Para anggota Paskibraka Nasional yang dilatih lebih lanjut selama beberapa bulan di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga milik Kementerian Pemuda dan Olahraga di Cibubur, Jakarta Timur, sebelumnya telah melalui seleksi ketat di daerah mereka masing-masing, mulai dari level sekolah hingga provinsi.

Itulah alasan mengapa menjadi seorang Paskibraka Nasional sebuah kebanggaan, karena tidak semua siswa terpilih untuk merasakan pengalaman serupa. Jangankan tingkat nasional, untuk lolos jadi Paskibraka Provinsi saja tidak gampang.

Tim Putih Paskibaraka Nasional 2019 | Foto: Biro Sekretariat Kepresidenan
Tim Putih Paskibaraka Nasional 2019 | Foto: Biro Sekretariat Kepresidenan

Apakah hanya lolos jadi Paskibraka Nasional yang paling membanggakan itu? Tentu tidak. Masih ada hal lain yang lebih membanggakan, misalnya ketika terpilih sebagai komandan pasukan atau pembawa baki bendera merah-putih.

Untuk Paskibraka Nasional pembawa baki kiranya lebih istimewa lagi, karena selain mengantar baki dan bendera secara hati-hati, juga langsung berhadapan muka dengan presiden, inspektur upacara. Latihan mereka pasti lebih ketat dan sering dibanding petugas lain.

Seperti yang menjadi tradisi, petugas pembawa baki terdiri dari dua orang, yakni satu yang bertugas saat upacara pengibaran bendera di pagi hari dan satu lagi saat upacara penurunan bendera di sore hari. Dan kedua petugas ini umumnya berjenis kelamin perempuan. 

Sila cari nama-nama petugas pembawa baki dari tahun ke tahun di berbagai sumber. Yang jelas mereka cantik, anggun, disiplin, dan sebagainya. Pokoknya di antara para petugas yang lain, pembawa baki lah yang menjadi sorotan utama mata dan media.

Lalu siapakah petugas pembawa baki tahun ini di HUT ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia? Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, pembawa baki yang dipilih tetap dua orang dan berjenis kelamin perempuan.

Mereka berdua yakni Salma El Mutafaqqiha utusan Jawa Tengah sebagai pembawa baki dari Tim Merah (kelompok Paskibraka Nasional saat upacara pengibaran bendera) dan Aisyah Rahmawati utusan Bengkulu sebagai pembawa baki dari Tim Putih (kelompok Paskibraka Nasional saat penurunan bendera).

Salma El Mutafaqqiha (pertama dari kiri) dan Aisyah Rahmawati (tengah) bersama tiga orang teman mereka | Sumber Foto: Liputan6.com
Salma El Mutafaqqiha (pertama dari kiri) dan Aisyah Rahmawati (tengah) bersama tiga orang teman mereka | Sumber Foto: Liputan6.com

Sementara di sini penulis ingin menyingkap lebih lanjut sosok Aisyah, dan jika ada kesempatan nanti akan menuliskan hal yang sama tentang Salma. Jadi mohon bersabar dan tidak perlu berpikir macam-macam. Okay?

Siapakah Aisyah Rahmawati? Aisyah adalah siswa Kelas X SMA Negeri 3 Seluma yang berlokasi di Desa Padang Pelasan, Kecamatan Lubuk Sandi, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.

Aisyah lahir pada 2 April 2003 di Desa Rena Panjang, Kabupaten Seluma, yang artinya masih berusia 16 tahun. Dia anak dari pasangan Faturachman (ayah) dan Suarni (ibu). Ayahnya berprofesi sebagai guru sekaligus Kepala SMP Negeri Desa Puguk, sedangkan ibunya sebagai ibu rumah tangga.

Sejak kecil Aisyah sudah bercita-cita ingin jadi Polisi Wanita (Polwan), dan itulah yang memotivasi dirinya berjuang untuk lolos masuk salah satu anggota Paskibraka Nasional.

Meski demikian, Aisyah menyadari bahwa statusnya sebagai Paskibraka Nasional belum tentu memudahkan dirinya masuk Akademi Kepolisian (Akpol).

"Ini menjadi target Aisyah berikutnya," kata Aisyah.

Mudah-mudah cita-cita Aisyah masuk Akpol dan menjadi polisi hebat tercapai. Keberhasilan Aisyah menjalankan tugas di HUT ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia telah membanggakan hatinya sendiri, keluarganya, masyarakat Bengkulu, dan seluruh rakyat Indonesia.

***

[1] [2] [3] [4] [5]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun