Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

5 Alasan Mengapa PAN Sulit Masuk (Lagi) Kabinet Jokowi

21 Juli 2019   18:35 Diperbarui: 21 Juli 2019   18:35 1666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Presiden Joko Widodo | kompas.com

Artinya kalau pun masih ada kursi kosong, Jokowi akan mempertimbangkan partai mana di antara tiga yang layak dan sepaham dengannya. Dan partai itu belum tentu PAN.

Ketiga, PAN adalah anggota kabinet Jokowi-Jusuf Kalla yang bisa dianggap mengecewakan karena memutuskan pindah haluan di tengah jalan. Sebagian publik tahu bahwa mundurnya Asman Abnur tidak semata-mata keinginan pribadi, akan tetapi karena ada semacam desakan dari partainya.

Keempat, sebelum memutuskan memasukkan PAN ke dalam kabinet, Jokowi akan menilai kekompakkan di internal PAN lebih dulu. Kompak yang dimaksud yakni tidak ada perbedaan pendapat, mau mendukung penuh visi-misi dan program pemerintah, serta tidak ada "Matahari Kembar".

"Matahari Kembar" dalam arti tidak ada dualisme kepemimpinan dan pembawa pengaruh. Benar pemimpin PAN adalah Zulkifli Hasan, akan tetapi bayang-bayang dan pengaruh Amien Rais (Ketua Dewan Kehormatan) di partai masih sangat kuat. Tidak heran kemudian jika apa yang ingin diputuskan Zulkifli Hasan di partai harus melalui restu dan dukungan penuh Amien Rais. 

Belum lagi belakangan ini, setelah terjadi pertemuan antara Jokowi dan Prabowo, Amien Rais malah menganjurkan supaya partai-partai koalisi Prabowo-Sandi memilih jadi oposisi.

Kelima, bergabungnya PAN rasanya sulit diterima oleh partai-partai koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin. Sekarang ini saja sudah ada partai yang bersuara lantang menolak keinginan PAN, yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

"PKB itu adalah koalisi yang sangat-sangat konsisten, tidak pernah gabung ke sana, masuk tempat menteri, di tengah jalan pindah lagi. Sekarang tiba-tiba mendekat lagi, kayak PAN lah," kata Maman Imanulhaq, Anggota Dewan Syuro DPP PKB (20/7/2019).

Maman mengatakan bahwa partainya akan menolak jika PAN masuk kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. Oleh sebab itu dia menyarankan, partai-partai yang sejak awal tidak mendukung Jokowi-Ma'ruf sebaiknya tetap berada di luar koalisi pemerintahan.

"Menurut saya ada beberapa partai yang sebaiknya tidak masuk (koalisi pemerintah), partai yang tidak jelas, yang cuma merecoki. Daripada nanti mengganggu lebih baik di sana (di luar koalisi pemerintah) sajalah sebagian," tambah Maman.

Demikian alasan mengapa saya menilai PAN sulit masuk kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Apakah penilaian saya akan jadi kenyataan? 

Jawabannya, mari kita tunggu dan lihat perkembangan arah politik terbaru. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun