Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Instalasi Bambu "Getah Getih" Seharga Rp 550 Juta Dibongkar

18 Juli 2019   11:08 Diperbarui: 18 Juli 2019   12:58 2982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah karya seni instalasi berbahan dasar bambu ditempatkan di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), persis di depan Monumen Selamat Datang, Jakarta Pusat, Rabu (15/8/2018). Karya seni itu sekilas menyerupai bunga matahari. Namun, jika dipandang dari sudut berbeda, instalasi bambu itu terlihat seperti gelembung sabun berukuran raksasa.(KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA)

Salah satu mahakarya yang dibangun pada masa kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan yaitu instalasi bambu "Getah Getih", dibongkar semalam (Rabu, 17/7/2019). Sebelumnya, instalasi yang berada di Bundaran Hotel Indonesia (HI) ini telah terpasang selama kurang lebih sebelas bulan sejak Agustus 2018.

Pembongkaran tersebut dilakukan karena rangkaian bambu sudah termakan usia dan kondisinya mulai rapuh. Ke depan di lokasi bekas instalasi bambu berdiri akan dibuatkan sebuah taman.

"Karena bambu itu kan mungkin sudah lama, dia merosot. Memang dari kemarin sudah jatuh-jatuh. Ini sudah pada jatuh kemarin, membahayakan. Khawatir lagi car free day takut yang dekat sini pada selfie, tahu-tahu ada bambu. Jadi nanti ditata ulang jadi taman lagi. Nanti mungkin dicari CSR lagi, siapa yang mau," kata Kepala Bidang Pertamanan Dinas Kehutanan DKI Jakarta, Fajar Sauri (18/7/2019).

Instalasi Bambu 'Getah Getih (Sumber:Detik.com)
Instalasi Bambu 'Getah Getih (Sumber:Detik.com)
Publik tentu masih ingat bahwa pemasangan bambu tersebut dilakukan atas inisiasi Anies dalam rangka menyemarakkan perhelatan Asian Games 2018 yang lalu. Saat itu pemasangannya dilakukan hanya dalam waktu dua minggu di bawah kendali seorang seniman bernama Joko Avianto.

"Jadi bambu adalah salah satu material asli Indonesia yang memiliki keuletan yang luar biasa. "Biaya sekitar Rp 550-an (juta) kemudian dikonsorsium oleh 10 BUMD kalau enggak salah," ujar Anies (16/8/2018).

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Seniman Joko Avianto | Gambar: cnnindonesia.com
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Seniman Joko Avianto | Gambar: cnnindonesia.com
Luar biasa, bukan? Biayanya lebih dari setengah miliar rupiah. Inilah yang saya maksud bahwa memang DKI Jakarta kebanyakan uang. Tidak heran bila uang sebanyak itu kini tersisa jadi bangkai.

Persis seperti yang pernah diungkapkan Anies, bambu lebih cepat didaur ulang alam dan tidak mungkin menimbulkan masalah.

"Ya keunggulan bambu adalah biodegradable. Sehingga otomatis didaur ulang alam. Kenapa bambu menarik? Karena tidak ada efek residu. Salah satu masalah adalah sisa yang menimbulkan masalah, ini tidak," tutur Anies (16/8/2018).

Betul tidak menimbulkan masalah, namun yang menjadi pertanyaan adalah mengapa uang hasil keringat rakyat itu dengan gampangnya dihambur-hamburkan?

Bukankah seharusnya dari awal dipikir baik-baik ikon menarik apa yang cocok dipasang di sana tanpa menelan biaya banyak dan tidak sia-sia?

Coba bayangkan, uang sebanyak Rp550 juta itu sesunggunya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan warga. Masih banyak orang-orang yang terlantar dan butuh perhatian dari pemerintah.

Perlu diketahui juga bahwa tindakan penghambur-hamburan uang juga pernah dilakukan, tepat tiga bulan (Mei 2018) sebelum instalasi bambu, yaitu pemasangan pohon imitasi di sepanjang Jalan MH Thamrin dan Jalan Medan Merdeka Barat.

Pohon Imitasi di Jalan Thamrin dan Jalan Merdeka Barat | Gambar: merdeka.com
Pohon Imitasi di Jalan Thamrin dan Jalan Merdeka Barat | Gambar: merdeka.com
Dan setelah mendapat kritikan dari berbagai pihak, akhirnya pohon palsu seharga 2,3 miliar rupiah tersebut dicopot, dan bangkainya pun sampai sekarang tidak diketahui rimbanya.

"Kami copot setelah ada komen masyarakat medsos, ada info dari tim Wagub untuk dibongkar. Kami bongkar tanggal 30-31 Mei, sekarang sudah tidak ada di lokasi," kata Kepala Suku Dinas Perindustrian dan Energi Jakarta Pusat Iswandi (31/5/2018).

Sungguh, menurut saya tidak perlu terjadi lagi ke depan. Pemerintah provinsi DKI Jakarta wajib merencanakan secara matang jika ingin membuat kebijakan dan tidak merugikan warga.

Semoga. Amin.

***

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun