Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Larang Penumpang Ambil Foto dan Video di Pesawat, Garuda Anti Kritik?

16 Juli 2019   12:36 Diperbarui: 17 Juli 2019   21:12 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buat Anda para calon penumpang maupun pelanggan pesawat Garuda Indonesia, jangan lupa bahwa per 14 Juli 2019 kemarin, pihak maskapai telah mengeluarkan aturan baru berupa larangan bagi para penumpang, yakni tidak diperkenankan ada aktivitas mengambil gambar (foto) dan video selama berada di dalam pesawat.

Larangan tersebut dimaksudkan dalam rangka menjaga privasi para penumpang sendiri dan awak kabin, sekaligus untuk menghindari terjadinya komplain (penumpang lain) bilamana ada pengambilan gambar atau video tanpa izin.

Kira-kira itulah isi larangan terbaru dari perusahaan maskapai Garuda kepada para penumpang. Selengkapnya, sila baca butir per butir seperti yang tercantum pada gambar di bawah ini.

Gambar: kumparan.com
Gambar: kumparan.com
Saya kurang tahu apakah larangan tersebut bakal dipatuhi sungguh-sungguh oleh para penumpang atau tidak, namun yang jelas pihak Garuda mengaku akan memberi sanksi kepada mereka yang melanggarnya.

Apakah Anda salah seorang pelanggan Garuda yang biasanya ketika berada di dalam pesawat gemar 'narsis' dengan mengambil foto-foto atau video?

Kalau saya sendiri, saat naik pesawat (apa pun maskapainya) tidak begitu suka melakukan hal itu, bahkan meskipun diminta oleh penumpang kenalan saya. Tapi kecuali misalnya terpaksa, misalnya untuk dokumentasi kegiatan.

Untuk Anda pasti motivasinya barangkali berbeda. Ada yang mengambil foto atau video sebagai kenang-kenangan, dan ada pula yang sekadar hobi untuk mencari kesenangan.

Tadi saya katakan bahwa saya tidak suka ambil foto dan video, akan tetapi mendapat informasi terkait larangan dari maskapai Garuda ini saya sedikit keberatan. Mengapa?

Menurut saya, larangan tersebut agak 'lebay' karena mengekang kebebasan para penumpang. Para penumpang berhak mengabadikan setiap momen menarik dalam hidupnya, termasuk ketika berada di dalam pesawat.

Tidak hanya itu, mendokumentasikan gambar atau pun video bisa saja dimanfaatkan sebagai laporan oleh mereka yang memang diminta untuk itu. 

Misalnya sebuah perusahaan atau pihak yang membayar biaya perjalanan tentunya akan meminta bukti fisik bahwa betul orang yang mereka biayai naik pesawat sesuai maskapai yang dikehendaki.

Selanjutnya, mengambil gambar atau video kiranya bisa dijadikan sebagai sarana hiburan di kala penumpang merasa bosan, apalagi dalam durasi penerbangan yang cukup lama. Apakah maksudnya para penumpang duduk saja tanpa bergerak sedikit pun?

Dan beberapa alasan lainnya. Jadi sekali lagi menurut hemat saya, mestinya pihak Garuda tidak membatasi aktivitas para penumpangnya selama tidak merugikan orang lain serta membahayakan keselamatan penerbangan.

Saya menduga, dan mudah-mudahan dugaan ini tidak ada korelasinya sama sekali dengan peristiwa viral "menu tulis tangan".

Beberapa waktu yang lalu jagat maya sempat dihebohkan dengan viralnya unggahan salah seorang penumpang pesawat Garuda. Penumpang tersebut mengunggah sebuah foto daftar menu makanan dan minuman yang tidak dibuat dalam bentuk buku, tetapi di secarik kertas dengan tulisan tangan seorang awak kabin.

Gambar: kumparan.com
Gambar: kumparan.com
Saat penumpang itu bertanya perihal tulisan tangan, awak kabin mengaku bahwa daftar menu bentuk buku belum tersedia dan masih dalam proses pencetakan.

Kalau dipahami, mengunggah foto menu tulisan tangan tersebut sebenarnya wujud aksi protes kepada maskapai. Karena memang jika dipikir-pikir, salah satu fasilitas sederhana yang wajib didapatkan penumpang adalah daftar menu dalam kondisi layak.

Merespon unggahan foto, lewat akun twitter resminya, Garuda menyampaikan bahwa daftar menu yang viral tidak diperuntukkan bagi para penumpang, tetapi hanya catatan pribadi awak kabin yang mestinya tidak disebarluaskan.

Gambar (screenshot): kumparan.com
Gambar (screenshot): kumparan.com
Hemat saya, semestinya pihak Garuda tidak bersikap reaktif yang sepertinya menyalahkan penumpang. Walaupun tindakan yang dilakukan penumpang dirasa menurunkan image perusahaan maskapai, seharusnya bisa dijawab terlebih dahulu dengan permintaan maaf.

Baiklah bahwa penumpang dinilai tidak beretika, akan tetapi pihak Garuda selayaknya membalas dengan cara yang baik.

Ingat, para penumpang itu adalah "raja" yang wajib dilayani dengan sebaik-baiknya (plus fasilitas yang menjadi hak mereka).

Pertanyaannya, apakah pihak maskapai bakal tahu sendiri persoalan menu "tulisan tangan" itu jika tidak ada foto viral? Mengapa tidak dijadikan sebagai bahan evaluasi dan koreksi?

Mengapa akhirnya langkah yang diambil dengan membatasi hak-hak para penumpang? 

Sebaiknya kita berpatokan saja pada rambu-rambu penerbangan yang bersifat umum dan masuk akal. Jangan mengada-ada. Kalau misalnya ada pelanggaran terhadap UU ITE, biarlah penumpang yang bersangkutan yang menerima konsekuensinya.

Doa saya, mudah-mudahan Garuda mengoreksi kembali kebijakan terbarunya. Dan semoga pula Garuda semakin berjaya. Amin.

***

[1] [2] [3]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun